di gereja pukul  23.45 Wib
/1/
kudapati sebentuk tunggu atas nama-Mu, mungkin ini semacam isyarat setelah keberangkatan. bukankah Kau tahu, aku ialah angin yang menawan kematian pada desau yang tak disampaikan badai tadi malam? oi, ini tentang cinta. Selagi musim menyetubuhi gigil sebab natal tahun ini aku tak bisa merasa sedikit aroma liur kekasihku.
-sudah! sudahlah, jangan terlalu banyak berdoa pada-Ku, sebab doa-doamu hanya berisi birahi, ujar-Mu padaku
-beginilah jika sedang jatuh cinta, seluruh doa hanya menukil ayat-ayat birahi sebab jiwa lindap dalam kasmaran, jawabku sembari tersenyum binal
-ah, apakah kau tahu, seluruh doa-doamu telah dipenuhi puisi-puisi cinta, hingga jadi bahan pergunjingan di sorga
-mestikah cinta dipergunjingkan? bukankah cinta ialah sebentuk hati di tengah salib-Mu yang agung?
-ya, cinta ialah hati yang penuh kasih. Kasih yang kristus juga bermula dari cinta, tapi jika permulaan cinta kristus engkau samakan dengan birahi, maka kau salah. Aku memberimu banyak cinta, untuk menyempurnakan cinta itu sendiri!
-adakah cinta yang Kau berikan padaku belum sempurna?
-belum! sebab penyempurna cinta-Ku ialah imanmu, dan kuharap kau mengimani kristus dengan cintamu melebihi birahi imanmu pada perempuan
aku menimang seayun wahyu-Mu, ah... mungkinkah Engkau tak membaca pikirku bahwa perempuanku telah mencipta sorga sebelum keberangkatanku.