Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... wiraswasta -

Simplifikasi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Butiran Pasir Meninggalkan Butiran Air Mata

25 Januari 2010   08:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:16 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_60528" align="alignnone" width="300" caption="Aktivitas Tambang Pasir Jalur Cileungsi Jonggol"][/caption] Mau ke Bandung lewat Jonggol? Jangan! Beberapa tahun lalu, terutama sebelum Tol Cipularang beroperasi, jalur alternatif Jakarta - Bandung ini cukup bisa diandalkan. Selain kendaraan pribadi, tiap Sabtu dan Minggu bis-bis jurusan Bandung cukup banyak melewati jalur ini. Sekarang? Jarang sekali ada bis yang mau melewati jalur ini, bukan hanya karena keberadaan Tol Cipularang, tapi juga karena kondisi jalan yang sangat memprihatinkan. Bagi yang belum tahu, jalan Cileungsi - Jonggol adalah terusan dari jalan Cibubur - Cileungsi yang senantiasa halus dan diperluas, setidaknya sampai Cikeas. Kontras sekali, ketika keluar pintu tol Cibubur, tidak ditemukan lubang jalan kecil sekalipun, tapi selepas Cileungsi justru sebaliknya, sudah jarang jalan yang mulus. Saat ini setidaknya ada dua lokasi yang keadaanya paling parah, setelah Taman Buah Mekarsari dan turunan sebelum Desa Gandoang. Kedua tempat tersebut merupakan pintu keluar dua tambang pasir. Truk-truk besar dengan muatan dua kali daya angkut telah merontokkan aspal tebal yang dilaluinya. Selain meninggalkan jalan rusak, truk-truk besar dengan muatan berlebih ini juga sering membuat jengkel pengendara di belakangnya. Karena beban yang berat, truk-truk besar ini berjalan bagaikan keong. Kemacetanpun menjadi hal yang biasa, cuma sabar yang bisa dikerjaan menghadapi hal seperti ini. Dampak lain yang terasa adalah meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas. Sekarang sering sekali terdengar berita kematian akibat kecelakaan ini. Belum sebulan, seorang pengendara motor harus pasrah kehilangan istri dan anak bayinya karena tersenggol angkot yang menghindari lubang genangan air. Truk besar melindas sang bayi dan ibu yang memeluknya. Krisis Air Selain kerusakan jalan, penambangan pasir juga telah membuat tambahan penderitaan masyarakat di sekitarnya. Kelangkaan air ini kini telah mulai dirasakan warga perumahan Puri Gandoang yang bersebelahan langsung dengan lokasi pertambangan. Warga perumahan dan warga kampung-kampung di sekitarnya sudah berupaya meminta penambangan pasir ini ditutup, tapi demo dan perjuangan mereka di DPRD belum berhasil. Mereka menduga bahwa kegagalan ini karena pemilik penambangan pasir itu merupakan milik aktivis sebuah partai besar. Kerusakan Lingkungan Jika kita melihat wilayah Cileungsi dan Cibinong dari satelit lewat Google Earth, jangan kaget dengan banyaknya gambar coklat yang cukup luas, itulah lokasi-lokasi galian pasir dan galian tanah yang menopang 'pembangunan' Jakarta. Keasrian Taman Buah Mekarsari tidak sanggup menutupi banyaknya kulit bumi yang terkelupas. Berkurangnya wilayah hijau inilah yang mungkin menyebabkan cuaca Cileungsi terasa lebih panas dari hari ke hari. Siapa Peduli? Itulah gambaran kecil dari besarnya dampak lingkungan penambangan pasir dan tanah di jalur Cileungsi - Jonggol yang semakin tak terkendali. Pengusaha-pengusaha yang didukung politisi, aparat pemerintah dan preman, seperti di atas angin. Demo massa hanya dibalas dengan pendirian tembok dan gerbang tinggi seperti terlihat dalam gambar. Mereka sepertinya tidak peduli dengan kerusakan lingkungan, kerusakan fasilitas umum dan penderitaan masyarakat sekitarnya. Butiran-butiran pasir yang diangkut ke Jakarta hanya menyisakan butiran air mata...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun