Sebenarnya agak enggan menulis artikel ini, karena kemungkinan besar akan dicap sebagai artikel politik dalam rangka mendukung atau menghambat kontestan Pilpres. 'Biarlah orang lain yang menulis', begitulah awalnya. Tapi ternyata sampai sekarang belum terlihat ada yang menulisnya di Kompasiana, atau mungkin terlewat bisa juga.
Kata 'Allhamdullilah' berawal dari sini 'https://twitter.com/jokowi_do2', itulah kenapa saya bilang bisa menjadi artikel politik. Artikel ini cuma ingin mengatakan bahwa 'Allhamdullilah' berbeda dengan 'Alhamdulillah'. Kenapa berbeda? Kalau kata itu merupakan transliterasi dari الØمد لله, maka penulisan yang benar adalah 'Alhamdulillah'. Kalau 'Allhamdullilah' bukanlah الØمد لله, dan kalau kembali diarabkan akan memiliki arti yang lain.
Jadi sebaiknya diralat saja tulisan 'Allhamdullilah' dengan 'Alhamdulillah' kalau memang yang dimaksud adalah الØمد لله.
Mengenai kata الØمد لله itu bisa dibaca disini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H