Anomali, mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan kekalahan Axelsen di final India Open 2023. Axelsen kalah oleh pebulu tangkis Thailand Kunlavut Vitidsarn melalui rubber game 22-20, 10-21, dan 21-12.
Tentu kejadian ini tidak biasa. Apalagi sepanjang tahun 2022, Axelsen tidak pernah kalah di partai final. Pada tahun 2022, Axelsen melakoni 8 partai final tanpa kehilangan satu gelar pun.Â
Apalagi, gelar juara tersebut merupakan gelar bergengsi. Seperti yang kita ketahui, Axelsen selalu mengikuti turnamen minimal level Super 750. Yang teranyar, Axelsen keluar sebagai juara Malaysia Open 2023 dan tentu memperpanjang rekor pribadinya.Â
Di mana ada Axelsen, di situlah ia akan jadi juara. Untuk itu, netizen sering menjuluki Axelsen sebagai raja terakhir. Sama seperti game, di mana pemain harus menyelesaikan tantangan, maka Axelsen adalah tantangan terakhir.Â
Kegemilangan Axelsen di tahun 2022 telah mencatatkan rekor bagi dirinya sendiri. Ia secara statistik selalu menyapu bersih laga final. Rekor yang sulit dilakukan tentunya.
Nah, di tahun 2022, Axelsen pun kalah di Denmark Open oleh Loh Kean Yew. Tapi, itu terjadi bukan di babak final. Melainkan di perempat final.Â
Ketika kalah oleh Laksyha Sen pun Axelsen tidak kalah di final. Jadi, kalahnya Axelsen di final adalah kejutan sekaligus anomali. Kunlavut adalah si penakluk raja terakhir itu.Â
Bayangkan saja, di Inida Open 2023 saja Axelsen selalu tampil apik. Jojo yang berhadapan dengan Axelsen di semifinal hanya diberi poin setengah lusin di set pertama.Â
Jadi, ini kejadian langka, langka karena Axelsen kalah di final. Kunlavut adalah orang pertama yang mencoreng kegemilangan Axelsen di partai final. Di balik itu semua, ini jadi pukulan telak bagi tunggal putera Indonesia.Â
Sebenarnya dua tunggal putera kita tampil di semifinal dan bisa saja bertemu di final. Tapi, Ginting harus kalah dari Kunlavut dan Jojo kalah dari Axelsen.