Apalagi, berdasarkan pantauan media Vietnam, Tuoitre, asisten wasit sempat tertawa bersama Shin Tae-yong ketika laga menginjak menit kelima.
Di sisi lain, Mario Rivera menilai hal itu tidak pantas ditunjukkan dalam sepak bola karena tidak menghormati tim lain. Hal itu tidak pantas dipertontonkan pada laga resmi.Â
Lebih jauh lagi, pelatih asal Spanyol itu justru menuding STY mentraktir sang wasit usai laga.Â
"Mungkin saat ini mereka sedang bertemu dan pergi ke restoran Korea Selatan dan pelatih Indonesia yang membayar. Bagi saya ini tidak bisa dipercaya," kata Rivera dalam sesi konferensi pers setelah laga.
Bagi Mario Rivera, salah satu hal yang membuat perkembangan sepak bola ASEAN terhambat adalah kinerja wasit seperti yang ia tudingkan.Â
Tentu apa yang dikatakan Mario Rivera di atas tidak pantas dan jelas tak etis. Tudingan itu jelas tidak berdasar. Hal itu tidak sesuai dengan prinsip olahraga yang harus lapang dada dalam menerima kekalahan.Â
Tudingan seperti itu tidak pantas dilontarkan oleh pelatih, apalagi menyebut jika STY mentraktir makan wasit. Jelas hal itu tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Seharusnya pelatih Brunei menerima kekalahan tersebut dengan lapang dada tanpa menuding pihak mana pun. Dalam laga itu jelas jika kualitas pemain berbeda. Tanpa bermaksud meneremehkan Brunei, itulah yang terjadi.Â
Bahkan sebelum laga STY sendiri enggan menyebut target gol berapa, yang penting menang. Tentu hal itu untuk menunjukkan rispek pada lawan dan pemain pun diminta tidak meremehkan Brunei.Â
Faktanya Indonesia kesulitan menembus lini pertahanan Brunei hingga menit ke-20. Hal itu menunjukkan jika Brunei tak bisa dianggap remeh. Untuk itu, sudah sepatutnya tudingan seperti itu tidak keluar dari mulut Mario Rivera.Â
Kalah dan menang adalah hal biasa dalam sepak bola. Untuk itu, kita harus menerima setiap hasil yang ada di lapangan. Tidak bisa dipungkiri jika keputusan wasit turut andil dalam kekalahan tim.