Lingkungan merupakan faktor utama, bisa saja tadinya seseorang ingin bergaya hidup sederhana. Tapi, karena orang-orang di sekelilingnya bergaya necis, maka ada yang mengikutinya.Â
2. Menaikkan status sosial
Harus diakui, di dalam lingkungan masyarakat terdapat lapisan atau strata sosial. Memang strata terserah abstrak, tapi nyata adanya. Salah satu faktor penyebab strata sosial ialah ekonomi.Â
Begitu juga di lingkungan kantor, gaya berpakaian necis nan mewah sebenarnya bisa menimbulkan ketimpangan sosial. Orang yang memakai barang branded tentu mendapatkan penilaian berbeda.Â
Mereka sering dianggap sebagai kalangan berada dan bergaji tinggi. Memiliki barang mewah secara tidak langsung bisa menaikkan status sosial seseorang. Hal itu karena tidak semua orang bisa membelinya.Â
Selain itu, barang mewah memiliki desain unik dan kekinian. Itu sebabnya banyak orang yang rela menabung uang untuk membeli barang bermerek. Di sisi lain, memakai barang mewah bisa menaikkan nilai bagi si yang empunya.Â
Misalnya Hotman Paris, outfit pengacara kondang tersebut tidak perlu diragukan lagi. Sepasang sepatu Hotman bisa saja digunakan untuk hajatan satu RT. Tapi, Hotman memakai outfit seperti itu karena membangun branding bagi dirinya.Â
Jika outfitnya saja sudah mewah, maka akan tercipta kesan untuk membayar Hotman harus mahal. Itulah tujuan sesungguhnya. Jadi, ada tujuan alias market tersendiri.Â
Di sisi lain, setiap perusahaan kerap menuntut agar karyawan berpenampilan menarik. Memang tidak ada srandar ukuran menarik seperti apa. Karena tunturan itulah beberapa orang kerap memakai barang branded.Â
3. Barang lebih awet
Alasan paling masuk akal seseorang membeli barang branded karena kuitas barang dan daya tahannya. Barang branded terbuat dari bahan berkualitas tinggi, sehingga akan lebih awet dan tahan lama.Â
Bisa saja Anda memakai barang murah, tapi barang murah memiliki daya tahan yang singkat. Jadi, dalam setahun Anda bisa membeli barang tersebut beberapa kali.Â
Tapi, untuk barang branded tidak demikian. Anda hanya cukup memebeli sekali. Jika dihitung, daripada membeli barang murah secara terus menerus, ya mending beli barang mewah sekalian, toh sekali beli.Â