Squid Game merupakan drakor yang digandrungi untuk saat ini. Bahkan orang yang tidak begitu senang drakor seperti saya pun setidaknya tahu dengan series yang satu ini.Â
Ceritanya unik, meskipun alur seperti ini bukan yang pertama kali muncul. Di Amerika sana ada Hunger Games yang mempunyai konsep cerita bertahan hidup.Â
Squid Game merupakan drakor pertama yang membuat saya maraton sejauh ini. Alasan maraton Squid Game karena genre yang ditawarkan berbeda, drakor yang ada dalam bayangan saya adalah kehidupan romantisme saja.Â
Saya terpukau dengan cerita yang ada dalam drama tersebut. Tapi, entah hanya saya atau bukan, saya kesulitan menghafal nama pemain Squid Game. Saya hanya ingat nama Ali saja. Nama itu memang mudah diingat.Â
Di sini, saya tidak akan membahas jalan cerita Squid Game, tentu sebagian pembaca ada yang sudah menonton. Dalam artikel kali ini saya hanya akan membahas hal unik yang ada di Squid Games saja. Berikut ulasannya.Â
Putus Asa
Tentu kita bertanya, mengapa orang-orang dalam Squid Game rela mengikuti permainan mengerikan itu. Padahal, peluang untuk menang begitu kecil.
Jika kita lihat latar belakang para pemain, hampir semua pemain mempunyai utang atau tidak mempunyai tujuah hidup lain. Contoh pemeran utama, si duda yang tersakiti. Hutangnya banyak, ia sampai menggadaikan organ tubuhnya untuk jaminan atas utangnya.Â
Tidak ada cara lain untuk membayar utang itu. Selain itu, kehidupan duda yang tersakiti juga suram. Ia cerai dengan istrinya, hak asuh anak hilang. Salah satu cara untuk mendapatkan hak asuh anak adalah menafkahi anaknya.Â
Tapi, si duda yang tersakiti itu hanya bergantung pada ibunya yang sudah tua. Hobi main judi lagi. Kondisi itu jelas sulit, akhirnya ia putus asa. Tidak ada cara lagi untuk membayar utang itu selain dari berjudi.Â