Kekerasan atas dasar apapun tidak bisa dibenarkan, termasuk mengatasnamakan agama sebagai upaya untuk melegalkan kekerasan. Tidak ada alasan pembenar kekerasan dijadikan jalan untuk menyelesaikan konflik. Â
Pada idul fitri kita dipertontonkan bagaimana kekerasan itu terjadi. Umat muslim di Palestina yang seharusnya merayakan kemenangan spiritual setelah menjalankan ibadah puasa, justru dihantui ketakutan.Â
Umat muslim yang seharusnya larut dalam perayaan idul fitri, justru harus menangis, menangis bukan karena meraih kemenangan menjalankan ibadah puasa. Akan tetapi menangis karena teror yang tidak berkesudahan.Â
Jerussalem merupakan kota dengan tiga iman. Kota suci bagi tiga agama sekaligus, yaitu Yahudi, Kristen, dan Islam. Bagi umat Islam, kota tersebut merupakan kota suci, di kota tersebut terdapat kiblat pertama umat muslim, yaitu Masjid Al Aqsa.
Di Masjid Al Aqsa, Nabi Muhammad melakukan perjalanan spiritual ke Sidratulmuntaha dalam peristiwa Isra Mi'raj setelah sebelumnya berangkat dari Masjidil Haram di Makkah.
Di sisi lain, bangsa Yahudi juga meyakini bahwa Jerussalem merupakan tempat suci bagi mereka. Tidak ada bangsa lain yang pantas mendiami kawasan tersebut selain bangsa Yahudi yang mereka anggap sebagai manusia pilihan Tuhan.
Lalu bagaimana negara Israel bisa terbentuk, yang pada dasarnya tidak diperbolehkan oleh agama Yahudi bahkan bisa dibilang haram. Apa yang mendasari bangsa Yahudi untuk mengingkari keyakinannya sendiri.Â
Pada awal abad masehi, Judea ditaklukan oleh bangsa Romawi. Bangsa Judea mencoba melawan, akan tetapi tidak berhasil. Mereka kemudian bermigrasi ke Eropa.
Orang-orang Eropa menyebut mereka sebagai bangsa Yahudi karena menganut ajaran Judaisme. Orang-orang Yahudi selama masa pengasingan sering mendapat perlakukan diskriminasi, bahkan ketika mereka menganut agama masyarakat setempat.
Mereka tinggal di tempat pengasingan, satu kawasan yang kumuh, dan tidak diperbolehkan bepergian sesuka hati. Salah satu gambaran dari situasi ini ada dalam serial anime Attack On Titan.