Mohon tunggu...
dani manik
dani manik Mohon Tunggu... -

saya ada seorang mahasiswa Filsafat ingin menjadi seorang Kapusin sejati anak bungsu dari 5 bersaudara,

Selanjutnya

Tutup

Politik

Black Campaign? Jangan Terbuai!

6 Juli 2014   17:28 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:16 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hari H kian mendekat. Pesta demokrasi kian menggema. Para calon dan masing-masing tim sukses pun kian ‘garang’ beraksi. Segala cara pun dihalalkan untuk memikat para rakyat. Mulai dari orasi hingga kampanye hitam. Orasi yang memanjakan gendang telinga. Hal-hal yang indah dan menggetarkan hati sengaja dipaparkan. Semua bagaikan belaian yang membahagiakan, bak senandung indah para musisi ternama. Maka, masyarakatpun kagum dan hanyut di dalamnya. Semua kata yang keluar dari mulut manis mereka seakan hendak menyatakan bahwa mereka ada hanyalah untuk Tanah Air tercinta ini. Benarkah?? Yang lebih parah lagi, masing-masing pihak sengaja memaparkan pernyataan-pernyataan yang menyudutkan kubu lawan. Serang menyerang bak genjatan senjata pun tercipta. Jika demikian, siapa yang menjadi korban?? Jelas, bahwa yang menjadi korban adalah rakyat biasa yang masuk dalam kebingungan yang luar biasa hebat. Black Campaign telah berhasil membuat mereka resah, bungung tak menentu. Seluruhnya membuat pikiran mengawang-awang. Perasaan takut pun memenuhi diri. Sungguh tega para pelaku itu. Hendaknya mereka sadar, bahwa aksi tak sportif mereka telah menodai demokrasi kita dan juga meresahkan masyarakat luas.

Namun semua itu sudah menjadi cerita lama yang tak mungkin lagi ditutup-tutupi. Barang baru stok lama. Sudah menjadi rahasia umum. Motifnya sama saja. Ketika masih calon pasti menjanjikan hal-hal yang membuat rakyat merasa diperhatikan, disayangi, dilindungi, disanjung, dan hal-hal menyenangkan lainnya. Tetapi ketika sudah memimpin, para rakyat pun ditinggalkan dalam mimpi-mimpi indah yang sengaja diciptakan untuk menghiasi pikiran mereka. Hanya mimpi dan takkan jadi kenyataan. Masih untuk jika hanya ditinggalkan, hal yang lebih mengerikan lagi bahwa para rakyat itu diperas: mengambil dengan serakah apa yang menjadi hak rakyat. Maka, pepatah yang tepat untuk itu adalah ‘habis manis sepah dibuang’. Sungguh tega!!!

Saya, sebagai warga negara Tanah Air tercinta ini, merasa prihatin melihat itu semua. Rasanya tidaklah tepat jika hanya berdiam diri saja. Dengan sendirinya menjadi kewajibanku untuk mengingatkan para rakyat yang mungkin sudah mulai terbuai dalam kebimbangan itu. Kita tidak bisa percaya begitu saja akan segala jenis praktik Black Campaign yang kian menjamur itu. Kita harus jeli untuk menentukan pilihan. Kita harus bijak dan kritis. Jangan sampai pilihan kita jatuh kepada orang-orang yang tidak peduli dengan kehidupan kita. Jangan sampai kita mendukung orang-orang yang jelas-jelas menginginkan ‘sesuatu’ di balik semua ini. Oleh karena itu, kita harus memperhatikan siapa sebenarnya calon tersebut –masa lalunya, latar belakang kehidupannya, prestasinya untuk bangsa, dll- sehingga kita tidak menyesal kelak. Kitalah yang menentukan masa depan bangsa ini. Memang, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan untuk menentukan siapa sebenarnya yang memiliki hati tulus untuk mengayomi kita, rakyat Indonesia ini. Maka, dalam waktu yang masih tersisa ini, mari kita menggunakan hati dan pikiran kita untuk menimbang dengan matang seluruh aspek dalam diri  masing-masing calon. Mari kita sama-sama membangun perubahan di Tanah Air tercinta ini!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun