Mohon tunggu...
Dani Iskandar
Dani Iskandar Mohon Tunggu... -

Tinggal di yogya karena kuliah dulu di yogya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketika GOLPUT bukan lagi pilihan

6 Juni 2014   20:34 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:00 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari awal saya di lahirkan sampai pemilu terakhir, saya termasuk orang yang memutuskan untuk golput. Pilihan saya golput ini bukan karena saya tidak peduli dengan pemimpinnya atau dengan Bangsa ini. Ketika itu, bagi saya siapapun pemimpinnya toh sama saja, sama-sama terbaik atau sama-sama tidak baik. Nilainya sama saja. Dan yang jelas saya tidak setuju dengan calonnya karena bukan kriteria saya.

Lalu kenapa sekarang saya tidak golput?

Ada hal yang berbeda pemilu kali ini, terutama pada calon presidennya. Saya optimis dan melihat ada wajah baru dan gaya kepimpinan yang merakyat. Saya kagum dan salut dengan pribadinya. Sehingga ketika ada teman saya di Jakarta menunjuk saya untuk menjadi ketua wilayah Propinsi di Yogyakarta salah satu ormas yang misi awalnya utk menjadikan beliau menjadi presiden, saya dengan tidak ragu lalu menyetujuinya. Segera saya bergerak dan menunjuk beberapa pengurus dan calon-calon muda yang menurut saya pantas utk menjadi ketua wilayah Kabupaten. Saat itu gairah saya bisa jadi seribu persen.

Hingga suatu hari saya tercengang dan kaget ketika mengetahui kalo partainya mencalonkan salahsatu tokoh senior Syiah yang di kenal dengan nama Kang Jalal untuk menjadi anggota DPR RI. Di kemudian hari tokoh ini terpilih menjadi anggota. Saat itulah saya termenung, di satu sisi saya kagum dengan calon presiden ini tapi di satu sisi ada masalah akidah yg bertolakbelakang antara keyakinan dan prinsip saya sebagai Muslim dengan Syiah yang juga Muslim pada partai yg mengusungnya. Salah satu contoh saja, bagaimana saya bisa terima dgn ajaran mereka yg menolak dan menghina tiga sahabat Nabi yang jelas-jelas Nabi sendiri pernah mengatakan bahwa tiga sahabat itu termasuk yang pasti masuk syurga di antara sepuluh sahabat lannya.Belum lagi masalah nikah kontrak atau hal-hal lannya.

Saya yakin seorang pemimpin yang baik tapi berada di lingkungan yang tidak baik maka dia pasti akan mengikuti arus di sekitarnya. Air yg tadinya bersih bila di siram terus menerus dgn air kotor maka akan menjadi kotor? Atau air yang bersih bila di teteskan beberapa air yang kotor akan membuat kita enggan untuk meminumnya? Bagaimana mungkin saya berpihak dgn calon pemimpinnya bila partainya mendukung kelompok yang bertentangan dengan keyakinan atau prinsip saya. Pastilah ketika dia memimpin bangsa ini maka Syiah akan di perjuangkan. Sementara saya termasuk yang berseberangan dengan kelompok mereka.

Inilah salahsatu sebab akhirnya saya memutuskan untuk tidak golput dan memilih calon pemimpin yang lain. Pada akhirnya saya melihat beberapa saudara-saudara saya yang sepaham dengan saya memutuskan juga untuk tidak golput. Andai kita golput maka satu suara akan hilang dan memberikan kesempatan calon yang lain utk terdongkrak suaranya.

Mau tidak mau kita harus peduli dalam hal ini karena menyangkut keyakinan dan ajaran yg bertentangan dan kekuatan serta keberadaan mereka di masa depan di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun