Satu dua tahun belakangan, pasar modal Indonesia cukup menjadi sorotan publik. Hal ini salah satunya dipicu oleh performa mengejutkan saham-saham Prajogo Pangestu yang terus mencatatkan kenaikan signifikan, terutama usai IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Contohnya, saham PTRO (PT Petrosea Tbk) yang dalam tiga tahun terakhir berhasil mencatat kenaikan harga saham sebesar +1173% atau 11 kali lipat, dan kenaikan sekitar 400% dalam satu tahun terakhir. Lantas, saham PTRO bergerak di bidang apa dan apakah saham ini layak beli? Simak berikut!
Saham PTRO bergerak di Bidang Apa?
PT Petrosea Tbk (PTRO) merupakan perusahaan multi-disiplin yang bergerak dalam bidang kontrak pertambangan, rekayasa & konstruksi, dan jasa minyak & gas bumi di Indonesia. Didirikan pada tahun 1972, Petrosea telah membangun reputasi yang kuat sebagai penyedia jasa pertambangan terkemuka.
Dalam bidang kontrak pertambangan, perseroan menyediakan layanan pertambangan komprehensif mulai dari pemindahan tanah, penambangan, hingga pengangkutan dan logistik tambang. Perseroan juga menangani proses reklamasi dan revegetasi area tambang pasca operasi.
Di sektor rekayasa dan konstruksi, Petrosea fokus pada pembangunan infrastruktur pertambangan, pengembangan pelabuhan, konstruksi jalan, jembatan, bendungan, serta pembangunan berbagai fasilitas industri dan pabrik.
Sementara untuk layanan minyak dan gas bumi, perseroan menyediakan jasa operasi basis suplai, layanan logistik dan pengiriman, serta manajemen limbah yang terintegrasi.
Saham PTRO Punya Siapa?
Per kuartal III-2024, mayoritas saham PTRO dikuasai oleh PT Kreasi Jasa Persada dengan kepemilikan sebesar 41,52%. Perusahaan tersebut adalah anak usaha dari PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) yang merupakan perusahaan milik Prajogo Pangestu.
Setelah itu, ada PT Caraka Reksa Optima yang menguasai sekitar 31% saham PTRO, publik sekitar 27%, dan jajaran manajemen sebesar 0,085%.
Saham PTRO IPO Tanggal Berapa?
PT Petrosea Tbk (PTRO) melantai di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 21 Mei 1990, menjadikannya sebagai perusahaan rekayasa dan konstruksi pertama yang tercatat di bursa. Saat IPO, perseroan melepas sebanyak 4.500.000 lembar saham ke publik dengan harga penawaran Rp9.500 per lembar.
Sejak IPO hingga saat ini, perseroan telah melakukan beberapa aksi korporasi termasuk stock split dan right issue. Salah satu yang terbaru adalah pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:5 pada tahun 2019, di mana nilai nominal saham berubah dari Rp50 menjadi Rp10 per lembar.