Kediri, 2024 --UMKM krupuk puli terigu di Desa Kemirahan, Kabupaten Kediri, telah lama menjadi salah satu sektor ekonomi lokal yang diandalkan oleh masyarakat. Namun, meskipun memiliki potensi besar, para pelaku usaha menghadapi kendala signifikan dalam proses produksi, terutama dalam hal pengeringan produk. Pengeringan yang dilakukan secara tradisional, menggunakan sinar matahari, sering kali menghambat kelancaran produksi karena sangat bergantung pada kondisi cuaca. Akibatnya, waktu pengeringan bisa sangat lama, terutama saat musim hujan, yang berdampak pada keterlambatan distribusi produk dan menurunkan kualitas barang.
Melihat permasalahan ini, dosen UM yang tergabung dalam tim pengabdian kepada masyarakat mencetuskan ide untuk melakukan intervensi teknologi guna mendukung akselerasi produksi di UMKM tersebut. Dengan menggandeng pemerintah daerah dan berbagai pemangku kepentingan, tim dosen UM merancang dan mengimplementasikan program transisi teknologi pengering modern yang sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas UMKM lokal. Para dosen Universitas Negeri Malang (UM) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan ekonomi lokal melalui inovasi teknologi yang berkelanjutan. Dalam program pengabdian kepada masyarakat yang didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemdikbud-Ristek Tahun 2024, sejumlah dosen UM berperan penting dalam memperkenalkan dan mengimplementasikan teknologi pengering modern pada usaha kecil menengah (UMKM) krupuk puli terigu di Desa Kemirahan, Kabupaten Kediri. Inisiatif ini bertujuan untuk membantu UMKM mempercepat proses produksi, meningkatkan kualitas produk, dan mendukung akselerasi penjualan, yang diharapkan akan berdampak pada peningkatan daya saing UMKM di pasar.
Pendidikan UM, yang telah berpengalaman dalam pengembangan teknologi tepat guna dan pemberdayaan masyarakat. Melalui program ini, para dosen memberikan bimbingan dan pendampingan intensif kepada pelaku UMKM, tidak hanya dalam hal implementasi teknologi pengering modern, tetapi juga dalam aspek manajemen produksi dan pemasaran produk. Salah satu dosen utama dalam program ini, Dr. Dani Irawan, M.Pd menjelaskan bahwa penerapan teknologi pengering menjadi solusi efektif untuk mengatasi masalah yang selama ini dihadapi oleh UMKM krupuk puli terigu. Teknologi pengering yang diperkenalkan mampu mempercepat proses pengeringan produk dari yang sebelumnya memerlukan waktu beberapa hari, menjadi hanya beberapa jam. "Ini bukan hanya soal percepatan produksi, tetapi juga kualitas produk. Dengan teknologi ini, kualitas krupuk lebih terjaga, baik dari segi tekstur maupun daya tahan," ujar Dr. Dani Irawan, M.Pd.
Program pengabdian kepada masyarakat ini dipimpin oleh dosen dari Fakultas Teknik dan Fakultas Ekonomi  serta Fakultas IlmuSelain itu, tim dosen UM juga berperan dalam memilih dan menyesuaikan teknologi yang tepat dengan skala produksi UMKM setempat. Mereka memastikan bahwa teknologi yang diperkenalkan tidak terlalu rumit untuk dioperasikan, tetapi tetap memiliki efektivitas yang tinggi dalam mendukung peningkatan produksi. "Kami tidak hanya memperkenalkan alat baru, tetapi juga memberikan pelatihan intensif kepada pelaku UMKM agar mereka bisa mengoperasikan dan merawat alat tersebut secara mandiri. Ini penting untuk keberlanjutan usaha mereka," tambah Dr. Dani Irawan, M.Pd
 Dampak positif dari penerapan teknologi pengering ini mulai dirasakan oleh pelaku UMKM di Desa Kemirahan. Salah seorang pengusaha krupuk puli terigu, Budi Santoso, mengungkapkan rasa syukurnya atas bantuan teknologi yang diberikan oleh tim dosen UM. "Dengan alat pengering ini, kami bisa meningkatkan produksi hingga dua kali lipat. Selain itu, kami tidak lagi bergantung pada cuaca, jadi produksi bisa terus berjalan meskipun saat musim hujan," katanya.
Tidak hanya dari segi kuantitas, kualitas produk pun mengalami peningkatan yang signifikan. Krupuk puli terigu yang dihasilkan melalui teknologi pengering modern memiliki tingkat kerenyahan yang lebih baik dan tidak mudah lembek, sehingga lebih tahan lama saat disimpan atau dipasarkan ke luar daerah. Dengan demikian, produk UMKM ini tidak hanya mampu bersaing di pasar lokal, tetapi juga memiliki peluang untuk menembus pasar yang lebih luas. Selain penerapan teknologi, dosen-dosen UM juga memberikan pendampingan dalam hal pengelolaan bisnis yang lebih baik. Para pelaku UMKM diberikan pelatihan mengenai manajemen keuangan, strategi pemasaran digital, dan pengembangan produk. Menurut salah satu anggota tim, Annisya' M.Pd dari Fakultas Ekonomi UM, aspek bisnis juga harus menjadi perhatian utama dalam proses pengembangan UMKM. "Setelah teknologi diterapkan, UMKM harus mampu memaksimalkan potensi bisnis mereka. Kami memberikan pelatihan dalam hal pemasaran digital karena saat ini penting bagi UMKM untuk memanfaatkan platform online guna memperluas jangkauan pasar," jelas Annisya, M.Pd. Pelatihan ini bertujuan agar pelaku UMKM dapat memanfaatkan media sosial dan marketplace untuk memperkenalkan produk mereka, sehingga mampu menjangkau konsumen yang lebih luas.
Dalam hal ini, Annisya, M.Pd menekankan pentingnya adaptasi terhadap perkembangan teknologi digital. "UMKM harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Penggunaan teknologi pengering sudah satu langkah maju, tetapi untuk mencapai akselerasi penjualan yang maksimal, mereka juga harus memanfaatkan teknologi pemasaran digital," tambahnya. Meskipun banyak manfaat yang dirasakan, proses transisi teknologi ini juga tidak lepas dari tantangan. Salah satunya adalah resistensi awal dari sebagian pelaku UMKM yang masih enggan untuk mengadopsi teknologi baru. Beberapa di antaranya merasa nyaman dengan metode tradisional yang telah lama digunakan dan meragukan efektivitas teknologi baru. Namun, tim dosen UM berhasil mengatasi tantangan ini melalui pendekatan yang persuasif dan memberikan contoh nyata mengenai manfaat teknologi pengering. Dengan melakukan demonstrasi dan memperlihatkan hasil produksi yang lebih cepat dan berkualitas, pelaku UMKM mulai terbuka dan bersedia mencoba teknologi baru tersebut. "Pada awalnya, memang ada keraguan dari pelaku UMKM, tetapi setelah mereka melihat hasilnya secara langsung, mereka justru antusias untuk menggunakannya," ungkap Dr. Ahmad.
Selain itu, tantangan lain adalah biaya operasional teknologi pengering yang dianggap cukup tinggi oleh beberapa pelaku UMKM. Untuk mengatasi hal ini, tim dosen UM memberikan solusi dengan mengoptimalkan penggunaan alat sesuai kebutuhan produksi harian dan memberikan rekomendasi mengenai cara mengurangi biaya energi melalui pemanfaatan energi terbarukan di masa depan. Keberhasilan program pengabdian kepada masyarakat ini menunjukkan pentingnya peran dosen dalam mendorong inovasi teknologi tepat guna bagi UMKM. Para dosen UM telah berhasil memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan efisiensi dan daya saing UMKM krupuk puli terigu di Kabupaten Kediri melalui penerapan teknologi pengering modern. Program ini tidak hanya membantu meningkatkan kapasitas produksi UMKM, tetapi juga mendorong peningkatan kualitas produk dan akselerasi penjualan, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat. Melalui sinergi antara dunia akademik, pemerintah, dan pelaku UMKM, program pengabdian ini diharapkan dapat menjadi model bagi pengembangan UMKM di daerah lain. Inovasi dan pendampingan yang diberikan oleh dosen UM membuktikan bahwa kolaborasi antar-pihak dapat menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan ekonomi lokal, terutama di era yang semakin kompetitif ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H