Mohon tunggu...
dani hamdani
dani hamdani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Engineering Social Society

BIM Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membangunan Ekonomi Keumatan dengan Fundamental Estetika Humanisme di Era Revolusi 4.0 & Society 5.0 dengan pendekatan Hots & Lots

28 Juli 2021   10:25 Diperbarui: 29 Juli 2021   09:17 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillahirahmaanirrahiim....

Beragam kebijakan ekonomi yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk menahan dampak dari Pandemi Covid-19 kurang lebih sepanjang dua tahun ini belum memberikan dampak yang signifikan untuk perekonomian masyarakat. Strategi pemulihan ekonomi sekala nasional tetap dilanjutkan agar roda ekonomi kembali pulih.

Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia memiliki potensi tinggi untuk mengembangkan sektor ekonomi syariah. Sektor ekonomi syariah meliputi banyak industri seperti perbankan syariah, keuangan non bank, pasar modal, rumah sakit Islam, perhotelan, pariwisata, halal food, fashion dan masih banyak lagi. Berdasarkan laporan The State of The Global Islamic Economy 2020, Indonesia kini berada di posisi ke-4, meningkat dari posisi ke-5 di tahun 2019 dan tahun sebelumnya yang menempati posisi ke-10.

Soal ekonomi keumatan itu sejalan dengan konsep ekonomi kerakyatan
hal itu dikaitkan dengan perlunya karakter agamis dan religius yang dimiliki masyarakat Selain pembangunan karakter, perlunya mengembangkan arus baru ekonomi yang lebih berkeadilan sebagai upaya menghilangkan disparitas antar warga masyarakat. Peran dari Fundamendal Estetika Humanisme ini sebagai pedoman dalam pelaksanaan Ekonomi Keumatan di lingkungan masyarakat dengan pendekatan Lower Order Thinking Skills = LOTS dan Higher Order Thinking Skill = HOTS. Berdasarkan taksonomi Bloom, LOTS menempati urutan tiga tingkat piramida terbawah, yakni mengetahui, memahami dan mengaplikasikan. Sementara HOTS menempati urutan di tiga tingkat yang paling atas yakni analisis, sintesis dan evaluasi. Dalam perkembangannya, taksonomi bloom ini mengalami perbaikan , sehingga menghasilkan piramida dengan 6 level yang sama tetapi dengan 6 nama tingkatan yang baru yaitu , mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi dan mengkreasikan.

Di Perumahan Villa Mutiara Gading 1 setiaasih - Tarumajaya Bekasi, yang dimana saya sebagai penulis tinggal di komplek tersebut. Penulis akan mengembangkan sumberdaya yang ada sehingga menjadi lebih bermanfaat khusus nya dilingkungan Masjid Raya Al-Muhajirin. Saya sendiri ikut dalam keorganisasian di DKM diberikan amanat di Biro Informasi & Multimedia. Banyak sekali yang saya temui di lingkungan masjid  yang perlu di kembangkan dan dimanfaatkan sehingga nilai nya menjadi lebih bermanfaat. Salah satu contohnya, persis di depan Masjid terdapat Danau sebagai limpasan air lingkungan yang air nya bisa dimanfaatkan untuk diolah menjadi Air bersih, Tanaman Eceng Gondok yang memenuhi permukaan air danau tidak ada yng membersikan, dan dari tanaman eceng gondok tersebut bisa dimanfaatkan untuk dijadikan bahan kerajinan dan bisa juga dijadikan sebagai pupuk kompos. Selain tiu ada juga penggerak pengepul sampah, yang saat ini dikelola oleh ibu-ibu Forsima (Forum Silaturahim Muslimah) Masjid Raya Al-Muhajirin yang saat ini mengepul sampah-sampah (Plastik, Kardus, mainan Bekas, dll) yang sebelumnya di dapat dari mengumpulan sampah dari warga masyarakat dengan cara  dikumpulkan di plastic tertentu kemudia ada ibu-ibu yang bertugas menjemput sampah tersebut untuk selanjutnya dikumpulkan di Masjid untuk di jual ke pengepul sampah daur ulang. Dimana kondisi ini baru bisa menjual saja, belum bisa menindaklanjuti untuk di oleh menjadi suatu berguna. Di lingkunagn Masjid juga ada beberapa tanaman yang belum di Kelola dengan baik, kondisi tanaman nya kurang terurus, hal ini perlu ditingkatkan supaya mejadi lebih baik dan indah dipandang oleh jamaah lain sebagai daya Tarik juga masyarakat beribdah di Masjid.

Di Masjid sendiri ada Toko Masjid AlMuhajirin (Tomsjirin) yang kondisi nya masih pelru ditingkatkan pengelolaan nya, salahsatu contohnya ketersedian barang, Penjaga/ petugas toko yang belum maksimal dalam bekerja menunggu oko tersebut, proses transaksi yang masih manual. Hal itu perlu ditingkatkan dengan dibuatkannya system yang baik dan sentuhan Teknologi dalam memperbaiki proses transaksi tersebut.  Selain itu juga ada beberapa kompetensi dari Jama’ah Masjid yang bisa dikolaborasikan dengan nilai ekonomi keumatan, salahsatu nya, kompetensi Cukur rambut, Pengoperasin Komputer, Service maupun pelatihan Program computer, Teknisi barang2 elektronik, dan lain-lain.

Digitalisasi ekonomi harus terus didorong. Sebab, kesemuanya memenuhi prasyarat. Konsep ini akan berpengaruh positif bagi pemberdayaan ekonomi umat. Keterbukaan ekonomi saat ini luar biasa. Diaplikasikan dalam konsep ekonomi digital, hasilnya terciptanya ekonomi berkeadilan antara industri kecil-rumahan hingga industri besar


Setiap orang memiliki kompetensi yang berdeda dan berusahaa akan terus berkembang, hal ini menjadikan pemikiran kita bagaimana setiap sumberdaya dan kompetensi kita bisa jadikan lebih bermanfaat. Tujuan utama nya agar kita dapat mengetahui Pengembangan Kopentensi dan sumber daya dilingkungan sekitar, sehingga menjadi nilai lebih yang nantinya pun kita bisa rasakan nilai manfaat nya.

Pada awal mulanya ide dasar ingin mengembangkan suatu nilai ekonomi keumatan ini bermula dari diskusi ringan dengan Jama’ah Masjid Raya Al-Muhajirin (anggota Majlas) di pagi hari setelah kajian subuh, diantaranya menelaah ekonomi masyarakat saat ini kian menurun karena dampak Pandemi Covid-19.

Banyak sekali diskusi-diskusi yang bemanfaat diantaranya bagaimana mengelola danau di depan Masjid menjadi lebih bermanfaat, mulai mengolah Air nya, Mengolah Tanaman Eceng Gondok nya dan mengembangkan nya menjadi lebih bermanfaat lagi, salah satu contoh nya, Pengolahan air danau untuk Air Siram Tanaman, untuk air bilas, Air Wudlu bahkan level air tersebut bisa layak Minum. Selain itu ada juga yang memikirkan  bagaimana mengembangkan sampah yang saat ini di Kelola oleh ibu-ibu Forsima, bukan hanya untuk dijual ke pengepul Langsung, tapi bisa ditingkatkan untuk diolah menjadi lebih bernilai. Dan sini lah muncul ide mengenai  Ekonomi Keumatan.

kondisi Danau yang dipenuhi Eceng Gondok
kondisi Danau yang dipenuhi Eceng Gondok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun