Pada saat ini, kita dihadapkan dengan masalah kesehatan yang signifikan, yaitu resistensi antibiotik. Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi akibat bakteri. Akses yang mudah dalam membeli dan menggunakan antibiotik tanpa pengawasan medis yang tepat. Serta, kurangnya pemahaman masyarakat tentang antibiotik dapat mengakibatkan terjadinya penggunaan yang tidak tepat, seperti penggunaan untuk penyakit yang tidak memerlukan antibiotik, penggunaan yang tidak sesuai dengan dosis, serta penggunaan tanpa resep dokter. Hal ini dapat menyebabkan bakteri menjadi kebal dan tidak dapat disembuhkan oleh antibiotik yang sebelumnya efektif, kondisi ini dikenal sebagai resistensi antibiotik. World Health Organization (WHO) mendefinisikan resistensi antibiotik, yaitu kondisi dimana bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik yang awalnya efektif untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri tersebut.
Faktor lain yang dapat menyebabkan resistensi antibiotik adalah dari bidang peternakan, fasilitas kesehatan, dan karena faktor lingkungan. Dalam sektor peternakan, antibiotik sering digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan pencegahan penyakit pada hewan ternak. Kemudian dalam penggunaan antibiotik di fasilitas kesehatan, meskipun dengan tujuan untuk mengobati penyakit, seringkali tidak sesuai dengan panduan medis. Resep antibiotik pada kasus infeksi virus, yang seharusnya tidak memerlukan antibiotik, masih banyak terjadi. Dari faktor lingkungan, terdapat limbah dari peternakan, rumah sakit, dan industri yang mengandung residu antibiotik mencemari air tanah dan sungai. Dari hal-hal tersebut jika terjadi kontak dengan manusia dapat mempercepat penyebaran dan memperburuk resistensi yang dialami oleh manusia.
Resistensi bakteri terhadap antibiotik telah menjadi masalah global yang serius. World Health Organization (WHO) mencatat bahwa lebih dari 700.000 kematian setiap tahun di seluruh dunia akibat infeksi yang kebal terhadap antibiotik. Selain terjadinya kematian yang begitu banyak, resistensi antibiotik juga memberikan dampak lainnya, sebagai berikut.
1.Biaya Pengobatan Menjadi Lebih Mahal Dan Memerlukan Waktu Yang Lebih Lama
Adanya resistensi antibiotik membuat bakteri menjadi lebih kebal dan sulit untuk diobati. Sehingga diperlukan penanganan yang ekstra dan intensif yang tentunya akan mengeluarkan biaya yang lebih mahal dalam pengobatannya. Dalam mengobati pasien yang mengalami resistensi antibiotik memerlukan waktu yang lebih lama dibanding dengan pasien yang tidak terkena resistensi antibiotik.
2.Mencemari Lingkungan Sekitar
Dalam penggunaan antibiotik di lingkup kesehatan, peternakan, dan yang lainnya tentu akan menghasilkan sebuah limbah yang dapat mencemari lingkungan. Limbah tersebut berisi sebuah residu antibiotik yang jika dibiarkan akan menciptakan habitat bagi bakteri untuk mengembangkan dan menyebarkan resistensi antibiotik, terutama di daerah yang penanganan sanitasinya masih buruk.
3.Terbatasnya Pilihan Pengobatan
Dengan adanya bakteri yang resisten terhadap berbagai jenis antibiotik, tentunya membuat masyarakat bingung untuk melakukan pengobatan karena pilihan pengobatan yang semakin terbatas.
Itulah beberapa dampak yang terjadi akibat resistensi antibiotik.
Melihat dari dampak-dampak tersebut, tentunya kita harus memiliki kesadaran untuk mempelajari mengenai prosedur penggunaan antibiotik yang baik dan benar agar nantinya tidak terjadi resistensi antibiotik. Itulah dampak-dampak dari resistensi antibiotik yang bisa kamu ketahui. Mulai sekarang lebih perhatian lagi ya, dalam mengonsumsi antibiotik, agar kesehatan diri kita lebih terjaga.