Mohon tunggu...
daniel tanto
daniel tanto Mohon Tunggu... Montir - melukis dengan cahaya, menulis dengan hati...

bekerja di institusi penelitian suka menulis, memotret, dan berfikir

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

3B, Sebuah Jurus Jitu Memilih Jodoh

24 Februari 2020   16:47 Diperbarui: 24 Februari 2020   17:06 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa tahun lalu, saya mendapat kunjungan seorang teman.
Kebetulan beliau ini belum menikah, dan baru menaksir seorang wanita.
Singkat kata, kunjungan beliau ini ingin mendapatkan saran, dari saya, yang sudah menikah lumayan lama (dan nampaknya baik-baik saja) bagaimana memilih kriteria istri.

Walaupun agak awam, dan saya sendiri baru menikah sekali, tetapi tetap tidak ada salahnya berbagi pengalaman.
Sesuai tradisi dan SOP juga MOU serta SNI, saya menyarankan supaya memperhatikan (3B) yang dipanjangkan menjadi: bibit, bebet dan bobot. Ini sebenarnya budaya Jawa, tapi beralasan, tidak sekedar "ora ilok" terus tanpa alasan. Sudah saya rasakan ini benar sekali dan memang nyata ada manfaatnya.
Sebenarnya dari sejarah, sudah banyak kisah kuno, baik legenda, hikayat, dan lainnya yang menceritakan hal ini. Jangankan sampai pernikahan, bahkan baru pedekate dengan orang yang bibit, bebet, bobot salah, bisa fatal akibatnya.
Bibit adalah keturunan, artinya dari mana pasangan anda berasal. Asal di sini berati luas, bukan hanya asal orang tuanya, tapi juga asal planetnya. Jangan sampai anda menikahi pasangan dari beda planet, kalau tidak ingin tiba-tiba anda punya anak berbentuk pohon atau iwak lele. Kisah terkenal dari pemilihan bibit yang salah ini adalah kisah Bandung Bondowoso, yang saya sudah  beberkan di cerita  saya di sini: https://www.kompasiana.com/danieltanto/550f7cd18133118b2cbc6921/cinta-buta-bondowoso
Tapi jangan dibaca dulu, teruskan dulu membaca yang ini, kalau anda pindah bacaaan saya berhenti cerita saja...

Bebet adalah dari bahasa jawa bebetan, atau berpakaian. Ini penting, karena caa berpakaian sangat menentukan kewarasan anda. Misal anda pakai singlet dan hot pants di upacara bendera di kampus atau kantor, musti akan ditanya,"Sehat mas?" atau "Waras mbak?". Sebenarnya di sini yang dimaksudkan adalah bagaimana seseorang membawa diri, kata pepatah, di kandang kambing mengembik, di kandang ayam bertelur, pokoknya luwes lah.

Bobot, ini adalah krusial. Bobot yang dimaksud bukan hanya strata sosial, pendidikan, dan lainnya, tetapi juga berat badan. Perhatikan selera anda, apakah suka yang besar dan berat atau yang kerempeng. Bobot manusia berubah seiring waktu. Bisa saja dulu berbobot sekarang malah kurus kering karena tiap hari cuma makan perasaan, begitu juga sebaliknya. Jadi sebenarnya bobot ini sebenarnya soal selera, tapi jangan heran jika waktu pacaran bentuknya mirip Agnes Monika, pas sudah punya anak bentuknya jadi berubah jadi Ratmi B29, kan jadi Ngenes Mo nikah lagi tapi takut...

Teman nampak manggut-manggut, entah paham atau mengantuk. Dengan sedikit dongkol saya bilang,"Kalau tidak mau mikir, pinang saja wanita yang bergaransi resmi TAM, jadi jika terjadi masalah dan kerewelan, bisa langsung tukar baru". Mendengar kata "TIDAK MAU MIKIR" dan "TUKAR BARU" wajahnya sumringah kembali. Langsung berpamitan hendak mencari calon istri yang bergaransi TAM seperti yang saya ceritakan.

Singkat kata si teman menikah, setelah pesta pernikahan  yang prasmanannya agak penuh perjuangan dan sikut-sikutan, dia muncul kembali ke rumah. Wajahnya tak nampak ceria dan bahagia, seperti waktu saya salami di pernikahannya yang sekitar 6 bulan lalu.
"Maaf lho mas, jebulnya tenan, bojoku rewel banget. Pokoknya aku jadi malah mendambakan masa jombloku".
"Weh, lha masalahnya apa tha? Kan kamu sudah madep mantep milih dahulu. Apalagi ini garansi resmi lho, walaupun lebih mahal tapi kan ada jaminan ketika rewel".
"Bener memang mas, pas pertama rewel aku bilang,"Dek, kalau kamu rewel, aku bawa ke TAM, aku tukar baru lho", dia langsung diam dan berubah sikap, jadi istri ideal lah. Lha setelah beberapa kali diancam, dia sudah tidak takut dibawa ke TAM, mungkin karena aku juga wis mulai nyebahi buat dia".
"Terus? Akhirnya kamu tega bawa istrimu ke Service Centre TAM? Buat ditukar baru?"
"Ya terpaksa mas, akhirnya aku tidak tahan, aku bawa istriku ke Service Centre TAM, niatnya mau ditukar baru".
"Lha kok wajahmu tetap mendung dan berduka ngana? Kan punya istri baru lagi kan? Ciee... cieee... bojo anyar!!!"
"Mas!!! sampeyan kok malah gojek"
"Saya GRAB mas!!!"
"Eh iya ya? Jenengan pakai Grab"
"Ini pembicaraan kok malah absurd banget tha? Sekarang apa yang terjadi dengan proses ganti baru istrimu?"
"Nah tak critani mas"
"Dari tadi kamu cerita"
"Ini inti dari ceritanya mas"
"Ya segera saja"
"Jadi begini mas, ada air putih mas?"
Saya ke belakang ambil ember, saya isi air hujan, saking sebal karena inti ceritanya tidak beres-beres. Setelah si teman ini menenggak air dari ember, dia mulai cerita lagi.
"Nah tak critani mas"
"Dari tadi kamu cerita"
"Ini inti dari ceritanya mas"
"Kamu mau cerita apa tak tinggal tidur saja?"
"Eh, kok jenengan emosi?"
"Sak karepku, tak kalap sisan"
"Ya wis mas, singkat cerita, di TAM istriku dicek"
"Terus?"
"Divonis tidak bisa tukar baru"
"Weh, edan!", Saya menggaruk kepala yang tidak gatal.
"Malah garansinya diterminasi"
"Ora mutu tenan! Kamu tidak protes???"
"Jelas protes mas, malah sampe bentak-bentak"
"Lha kok mereka kukuh tidak mau nukar?"
"Gini mas, aku diminta baca syarat dan kondisi untuk tukar baru, khususnya hal segel dan terkena cairan. Ketika mereka bongkar, ternyata benar mas, istriku segelnya sudah sobek, dan ada indikasi terkena cairan di bagian luar dan sebagian di dalam"
Saya cuma diam, tidak ada lagi yang akan saya komentari...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun