Mohon tunggu...
daniel tanto
daniel tanto Mohon Tunggu... Montir - melukis dengan cahaya, menulis dengan hati...

bekerja di institusi penelitian suka menulis, memotret, dan berfikir

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menghadiri Festival Perahu Naga di Yogyakarta - Bagian II

17 Juni 2010   04:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:29 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sambungan dari reportase sebelumnya "Menghadiri Festival Perahu Naga di Yogyakarta - Bagian I" Lanjutan reportase foto, semoga berkenan.. [caption id="attachment_169231" align="aligncenter" width="500" caption="berpacu"][/caption] Mengandalkan kekuatan, ketepatan irama, kekompakan, mereka mulai berpacu.. [caption id="attachment_169233" align="aligncenter" width="500" caption="mengejar"][/caption] Kejar mengejar merupakan bagian dari perlombaan ini, semakin dekat, semakin seru.. [caption id="attachment_169239" align="aligncenter" width="500" caption="menjaga dan melaporkan"][/caption] Salah satu wartawan media video, menumpang kapal TNI AL yang diperbantukan untuk keamanan lomba ini. [caption id="attachment_169241" align="aligncenter" width="500" caption="berlindung"][/caption] Cuaca sangat panas, para penonton berusaha mencari tempat berteduh. Dibawah penjor ku berlindung... [caption id="attachment_169250" align="aligncenter" width="500" caption="sang naga sungai"][/caption] Di sela-sela lomba, sang pemain barongsai melintas sungai depan penonton, menunjukan keahliannya bermain naga. Sang naga menggeliat menghibur penonton. [caption id="attachment_169252" align="aligncenter" width="400" caption="melenggok"][/caption] Menari, sepertinya itu ungkapan paling tepat menggambarkan gerakan sang naga merah. [caption id="attachment_169258" align="aligncenter" width="500" caption="perahu sesak"][/caption] Sementara sang naga merah menari erotis. Dua Naga kecil, kuning dan hijau di belakangnya hanya melakukan gerakan-gerakan kecil. Sepertinya arus yang deras dan besarnya sungai menciutkan nyali para naga kecil di belakang. [caption id="attachment_169262" align="aligncenter" width="500" caption="barisan STW"][/caption] Para peserta lomba datang dari berbagai kalangan. Ini salah satu kelompok setengah tua dan santai. [caption id="attachment_169264" align="aligncenter" width="500" caption="gaya militer"][/caption] Jika kelompok STW begaya santai, maka kelompok yang diduga dari akademi maritim ini lebih serius. [caption id="attachment_169265" align="aligncenter" width="500" caption="pulang ke kandang"][/caption] JIka peserta berangkat menuju garis start, maka perahu motor berisi naga-naga tadi, segera menepi, supaya tidak menghalangi jalannya lomba. [caption id="attachment_169272" align="aligncenter" width="500" caption="s a n t a i"][/caption] Sang penabuh genderang, jika ada yang berwajah serius, ada pula yang santai dan tersenyum-senyum. [caption id="attachment_169279" align="aligncenter" width="500" caption="kepala sang naga"][/caption] Jika ada yang penasaran, inilah bentuk utuh dari kepala perahu naga. [caption id="attachment_169281" align="aligncenter" width="400" caption="P A N T A S"][/caption] [caption id="attachment_169288" align="aligncenter" width="400" caption="ketularan"][/caption] Semenjak ada anggota dewan yang tertangkap mengorek hidung, tampaknya menimbulkan tred baru. Menular ke rakyat yang diwakilinya. [caption id="attachment_169292" align="aligncenter" width="500" caption="wanita tidak mau ketinggalan"][/caption] Wanita tidak mau ketinggalan, terbakar matahari bukan halangan. [caption id="attachment_169295" align="aligncenter" width="500" caption="masih ada lagi"][/caption] Dan bukan satu-satunya wanita, masih ada beberapa lagi wanita berpartisipasi dalam lomba ini. [caption id="attachment_169299" align="aligncenter" width="400" caption="pendayungwati"][/caption] Tidak hanya sebagai penabuh genderang, bahkan ada yang berperan sebagai pendayungwati. [caption id="attachment_169301" align="aligncenter" width="400" caption="Koes Plus imitator band"][/caption] DI pinggir sungai, ada panggung hiburan yang diisi oeh grup musik lokal yang membawakan lagu-lagu Koes Plus. [caption id="attachment_169302" align="aligncenter" width="400" caption="grupis"][/caption] Ternyata para penggemar lagu-lagu Koes Plus tidak sedikit, mereka punya kelompok yang disebut SMILE PLUS.. berjoget meriah di sebelah panggung. [caption id="attachment_169306" align="aligncenter" width="400" caption="perlindungan dari NIKON"][/caption] Dibawah (payung) NIKON ku berlindung. Tapi tampaknya kelompok ini tidak memotret melainkan memvideo peristiwa ini. [caption id="attachment_169313" align="aligncenter" width="500" caption="keberagaman"][/caption] Penonton festival ini ternyata datang dari banyak kalangan. Keberagaman bukan alasan untuk tidak menyaksikan acara ini. [caption id="attachment_169319" align="aligncenter" width="500" caption="tribun VIP"][/caption] Jika anda beruntung menjadi salah satu undangan VIP, maka inilah sudut pandang yang anda dapatkan. [caption id="attachment_169324" align="aligncenter" width="500" caption="sengit"][/caption] Para pendayung berlomba dengan sengit. Saling mendahului. Kecepatan hanya dihasilkan oleh kekompakan regu. [caption id="attachment_169326" align="aligncenter" width="500" caption="berdiri"][/caption] Ada regu yang merasa jika mendayung duduk sudah tidak memberikan dorongan cukup, mereka berdiri! Mengayuh dayung sekuatnya. [caption id="attachment_169332" align="aligncenter" width="500" caption="sekuat tenaga"][/caption] Mengayuh bukan urusan gampang. Otot, ketepatan, dan kecepatan ditarungkan disini. [caption id="attachment_169338" align="aligncenter" width="500" caption="tiga berjajar"][/caption] Tiga perahu naga berjajar. Semua saling mengejar. Dua kelompok berdiri. Satu kelompok tetap dalam posisi duduk. Cipratan air adalah bukti seberapa besar kekuatan dipertandingkan di sini. [caption id="attachment_169341" align="aligncenter" width="500" caption="seusai balapan"][/caption] Sepertinya jika lebih banyak yang mengikuti pertandingan. Lebih banyak publikasi. Festival semacam ini cukup potensial untuk menambah keberagaman wisata di Indonesia, khususnya di Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun