"Sin Tae Yong sebagai pelatih kepala harus mencari jalan keluar dari persoalan ini. Bisa saja melalui taktik, gaya bermain atau yang lainnya. Menggunakan umpan umpan lambung justru sama saja dengan bunuh diri."Â
Membicarakan tentang sepak bola memang tidak ada habisnya. Apalagi kalau yang dibicarakan adalah Tim Nasional Indonesia U-19 yang saat ini sedang menjalani TC di Kroasia.Â
TC ini merupakan bagian dari persiapan untuk menghadapi Piala AFC U-19 dan Piala Dunia U-20. Timnas Indonesia otomatis bisa mengikuti Piala dunia U-20 karena status sebagai tuan rumah. Berbeda dari peserta lain, yang harus mengikuti terlebih dahulu kompetisi di zonanya masing masing.
Dukungan dan doa dari seluruh masyarakat Indonesia terus mengalir sekaligus berharap besar Indonesia mampu menunjukkan tajinya di gelaran tersebut. Namun dari 3 kali ujicoba yang dijalani Timnas  U-19 selama berada di Kroasia menunjukkan bahwa masih banyak PR besar yang harus diselesaikan Shin Tae Yong
Kalah 0-3 dari Bulgaria, dibantai 1-7 dari Kroasia dan hasil imbang 3-3 dengan Arab Saudi membuat pro dan kontra dikalangan suporter Indonesia. Tidak sedikit yang meminta Shin Tae Yong untuk diganti walaupun ada banyak juga yang tetap mendukungnya. Tak sedikit pula yang langsung memprediksi bahwa Timnas Indonesia akan menjadi lumbung gol digelaran yang sebenarnya nanti.
Pro dan kontra di kalangan suporter merupakan hal yang wajar. Apalagi kita memang haus akan prestasi dari olahraga paling populer ini. Namun kebiasaan orang Indonesia yang suka "instan" tampaknya harus dihilangkan.Â
Apalagi yang akan dihadapi adalah Piala Dunia, kompetisi yang paling diimpikan oleh setiap pemain bola. Negara negara dengan sepak bola majunya seperti Brazil, Argentina, Belanda dan Inggris yang menjadi langganan tetap kompetisi tersebut akan menjadi lawan Indonesia nanti.
Pemerintah melalui Kemenpora telah menyiapkan Dana 50,6 Miliar untuk persiapan Timnas U-19 sekaligus mengadakan TC di Kroasia sebagai wujud optimisme Timnas akan mampu berbicara banyak digelaran nanti. Namun penulis mengajak siapapun yang membaca ini untuk optimis namun tetap realistis.Â
Ada banyak faktor yang mengajak kita tetap realistis. Mulai dari tehnik, proses pembinaan selama ini dan lain lain. Salah satu yang paling sederhana dan terkesan disepelekan banyak suporter adalah masalah antropometri.
Antropometri menurut Dikdik Zafar Sidik,dkk (2019;13) berkaitan dengan tinggi badan, berat badan, panjang tungkai, dll menjadi salah satu tolak ukur dalam menunjang prestasi olahraga.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!