Mohon tunggu...
Daniel Rudi
Daniel Rudi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Que Sera Sera

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indonesia Menuju Dikuasai Sindikat Narkoba

24 Februari 2015   20:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:35 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedikitnya 50 orang setiap hari mati karena narkoba di Indonesia, data ini diberikan oleh Badan Narkotika Nasionalpada tahun 2013suatu angka yang mengerikan bukan, dilihat dari jumlah penduduk, perkembangan ekonomidan masih banyaknya aparat pemerintah yang dapat disuap maka Indonesia memang pasar yang potensial dan nyaman bagi para sindikat narkoba, bila kita lengah Indonesia akan menuju pada suatu kondidi dimanasindikat narkobanya telah menyaingi kekuasaanNegara seperti di Meksiko dan Kolombia.

Perkembangan suatu sindikat narkoba dapat dibagi dalam dalam 3 tahap, setiap tahap ada parameter, parameternya tersebut adalah :

·Klasifikasi para pengguna narkoba

·Meproduksi narkoba

·Daerah pemasaran narkoba

·Keterlibatan oknum aparat dalam sindikat narkoba

·Pembentukan pasukan sindikat narkoba

Tahap 1 :

Pengguna narkoba masih didominasi oleh anak-anak muda,belum ada para pejabat yang mengguna narkoba,daerah produsen kalau ada juga dalam skala yang sangat kecil,narkoba yang dijual masih dieksport dari luar negeri,daerah pemasaran belum ada,keterlibatan oknum aparat juga masih relatif kecil,sindikat narkoba juga belum mempunyai pasukan.

Tahap 2 :

Pengguna narkoba walau masih didominasi anak muda tapi sudah menyetuh segala lapisan bahkan pejabat Negara juga sudah ada yang menjadi korban narkoba, sudah mulai meproduksi narkoba ,daerah pemasaran juga sudah ada walau kadang aparat Negara melakukan pembersihan di daerah tersebut,keterlibatan oknum aparat sudah terlihat baik polisi,jaksa, hakim,kepala penjara semua sudah rawan disuap oleh sindikat narkoba.sindikat narkoba mulai membentuk pasukan yang digunakan untuk meneror masyarakat atau untuk berperang antar mereka

Tahap 3 :

Pengguna narkona sudah tidak mengenal lagi kelompok umur dan kelas,daerah produsen dan konsumen sudah ada dan seperinya di daerah tersebut hukum tidak ada,keterlibatan oknum aparat baik polisi,jaksa,tentara,hakim,kepala penjara semakin banyak dan semakin tingginya level aparat yang terlibat bahkan gembong-gembong narkoba kelas atas sudah berani terjun ke dalam dunia politik,pasukan sindikat narkoba sudah dapat menyaingi pasukan Negara dalam hal persenjataanya, dalam kondisi ini kekuasaan Negara sudah dapat disaingi oleh kekusaaan sindikat narkoba,kewibawaan Negara menjadi lemah dihadapan mereka.

Dari parameter-paremeter tersebut kita dapat menggambarkan pada tingkat berapa perkembangan sindikat narkoba di Negara kita.

1.Klasifikasi para pengguna narkoba.

Ketika ditangkapnya Ketua MK Akil Muktar oleh KPK, kita tidak hanya dikejutkan dengan kasus korupsinya tapi juga kita terkejut dengan ditemukanya narkoba dalam laci kantornya,berita tertangkapnya guru besar hukum di Unhas menambah kekagetan kita,berita tentang tertangkapnya oknum anggota DPRD dan oknum aparat baik dari kepolisian,tentara,sipir bahkan hakim telah sering kita dengar, menurut data BNN pengguna narkoba kita pada tahun 2011 telah mencapai 4.2 juta jiwa atau 2.2% dari jumlah penduduk kita, dari data-data diatas dapat disimpulkan bahwa pengguna narkona kita lintas kelas dan umur.

2.Memproduksi Narkoba.

Aceh sejak lama terkenal sebagai penghasil narkoba jenis ganja, tapi selain itu narkoba jenis ekstasi dan sabu-sabu juga telah dibuat disini, tahun 2005 polisi berhasil mengerebek pabrik ekstasi di banten dengan omzet 50 milyar seminggu tapi itu tidak membuat sindikat narkoba jera, mereka terus membuka pabrik-pabrik disini contohnya pengerebekan pabrik ekstasi Bandar narkoba yang bernama Hengky Gunawan di Surabaya tahun 2006, pabrik ekstasinya diperkirakan dapat meproduksi ekstasi sebanyak 50 ribu butir per hari, tahun 2007 BNN berhasil menggerebek 4 pabrik sabu-sabu di Batam dari hasil 4 pabrik tersebut berhasil disita sabu-sabu sebanyak 586 Kg, pembuatan pabrik narkoba di sini terus dilakukan oleh para Bandar sampai sekarang. dari fakta-fakta tersebut maka dapat disimpulkan Negara kita bukan hanya sebagai konsumen narkoba tapi juga sudah menjadi produsen narkoba dalam ukuran yang besar.

3.Daerah Pemasaran Narkoba.


Sudah menjadi rahasia umum banyak klub-klub malam menjadi tempat pemasaran narkoba jenis ekstasi dan sabu-sabu, di Jakarta klub-klub malam tersebut banyak berada di daerah Gajah Mada,Hayam Wuruk dan Mangga Dua, perkampungan –perkampungan kumuh juga sering dijadikan daerah pemasaran narkoba seperti di Kampung Bali,Kampung Ambon,kampong Bahari dll, peredaran di klub-klub malam dan perkampungan kumuh tersebut sudah terang-terangan, walau dilakukan operasi tapi dalam jangka waktu tidak lama maka peredaran narkoba akan marak lagi.Dari fakta-fakta tersebut jelas bahwa sudah ada daerah daerah pemasaran narkoba.

1.Keterlibatan Aparat dalam Sindikat Narkoba.

Keterlibatan oknum aparat dalam sindikat narkoba sudah sering diberitakan oknum ini baik dari polisi,jaksa,hakim,sipir,tentara bahkan pemberian grasi terhadap 2 bandar narkoba yang bernama Deni Setia Maharwam dan Merika Pranola alias ola membuat publik tercengang, sampai mahfud MD bekomentar bahwa sindikat narkoba telah menembus istana, ironisnya bahwa akhirnya Merika Pranola kembali melakukan aksinya mengatur penyeludupan narkoba dari balik penjara.Penjara juga sudah tidak menakutkan bagi para Bandar narkoba dengan uang mereka dapat membeli fasilitas dipenjara bahkan masih dapat menjalakan operasinya.

2.Pembentukan Pasukan Sindikat Narkoba.

Dalam penggerebekan di perkampungan narkoba selalu diketemukan senjata api dan senjata tajam, walau belum membetuk suatu pasukan mereka mulai mempersenjatai diri dan meneror masyarakat yang disekitar perkampungan yang tidak setuju dengan bisnis mereka, kejadian perang antar geng narkoba pada bulan Mei 2012 di RSPAD Gatot Subroto yang menewaskan 2 orang membuat kita terperangah, Rumah Sakit yang dimiliki oleh TNI-AD saja sudah tidak digubris oleh mereka,walau belum mempunyai pasukan yang memilki persenjataan yang baik tapi benih-benih kearah sana telah ada.

Dari penggambaran diatas kita sudah memasuki tahap 2 dan sedang menuju ke tahap ke 3, untuk mencegah agar tidak menuju kesana. Usaha menekan pasokan narkoba dan menekan permintaan narkoba harus dilakukan, langkah pertama untuk menekan pasokan tampa pembersihan oknum-oknum aparat yang korup adalah kemustahilan, seperti menyapu dengan sapu kotor, tampa pembersihan para oknum aparat yang korup hukum akan sulit untuk ditegakan, setelah pembersihan aparat yang korup barulah kita laksanakan strategi selanjutnya, untuk menekan permintaan kampanye bahayanya narkoba harus lebih diintesifkan dan pemerintah harus lebih banyak bekerjasama dengan segala unsur dalam masyarakat,serta memberikan pendidikan bahaya narkoba sejak dini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun