Mohon tunggu...
Daniel Ronda
Daniel Ronda Mohon Tunggu... Dosen Teologi -

Dosen Teologi, tinggal di kota Makassar

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kasus Pelecehan Seks Rohaniwan

25 Februari 2012   10:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   09:35 1819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari-hari ini smartphone saya dibanjiri forward berita dan sekaligus pertanyaan soal kasus pelecehan seks yang dilakukan Pdt. GL terhadap iparnya sendiri. Tadinya saya pikir ini hanya gosip murahan dan ingin menjatuhkan kredibilitas Pendeta GL. Namun ketika melihat beritanya si portal online (lihat: Istri Pendeta GL Dilaporkan ke Polisi di http://news.okezone.com/read/2012/02/22/500/580750/istri-pendeta-gl-dilaporkan-ke-polisil, dan Pendeta GL Kasusnya Ditangani Polres Jakarta Pusat di http://www.suryainside.com/index.php/plugin/?mod=3&idb=2438 ; serta Klarifikasi Kuasa Hukum dari Pendeta GL di http://www.suryainside.com/index.php/plugin/?mod=3&idb=2458 ), saya merasa harus memberikan respons seperlunya untuk menjadikan pelajaran bagi pemimpin rohani yang lain. Dan saya berharap masalah ini bisa diselesaikan dengan baik dan persoalan bisa didudukkan dengan sebenarnya serta tidak menghakimi sebelum waktunya.

Namun, mengapa ada orang yang dekat dengan Tuhan bisa melakukan hal seperti itu? Apa sebenarnya yang terjadi? Apakah ini benar atau tidak? Dan bagaimana mengatasi kasus seperti ini? Jawabannya bisa jadi ini tidak benar dan atau boleh jadi benar.

Kalau soal seks, tidak ada yang kebal dari godaan. Cuma bisa jadi kisah pelecehan seks tidak benar alias adanya jebakan. Ini dikarenakan pihak perempuan punya niat mendapatkan keuntungan finansial. Dengan memanfaatkan kelemahan pria, maka perempuan menjebaknya untuk mendapatkan berbagai keuntungan. Sebagai contoh, Direktur Pelaksana IMF Dominique Strauss-Kahn yang ditahan karena dijebak melayani untuk melakukan oral seks, namun si wanita mengaku dilecehkan dan diperkosa. Kasusnya dibebaskan walaupun ada terjadi oral seks, namun motifnya dianggap meragukan karena ia diduga melakukan kebohongan soal latar belakangnya.

Bisa jadi skandal seks itu benar karena berbagai faktor: pertama, pria punya sifat mendominasi dan kadangkala berani ambil resiko dan melakukan petualangan, termasuk bermain api di sekitar seks. Maka tak heran orang selevel presiden pun berani ambil resiko. Contoh yang nyata adalah kasus mantan presiden Israel Moshe Katsav yang dihukum penjara karena terbukti melakukan pemerkosaan sewaktu dia masih menjabat presiden.

Kedua, pria sering salah mengerti tentang perilaku perempuan. Wanita ada yang ramah, akrab dan bahkan cara berpakaian pun kadang disalahmengerti. Nah, banyak pria berpikir tanda-tanda ini menunjukkan bahwa si wanita mengundang si pria untuk melakukan hubungan seks. Itulah kesalahan terbesar dalam persepsi pria soal wanita.

Ketiga, memang si pria memiliki kelainan seksual dan haus akan kebutuhan seks. Pria seperti ini bisa jadi sudah tidak ambil pusing dengan resiko yang dihadapinya. Seks adalah pemenuhan kekosongan jiwa dan ketika diangkat jadi pemimpin, maka dia akan melakukannya dengan lebih gila lagi.

Bagaimana bisa menolong mengatasi masalah seperti ini, khususnya soal pelecehan seks? Pertama, setiap pemimpin harus mengerti dan menyadari apa itu pelecehan seks dan mengerti konsekuensi hukum yang harus dihadapi. Pemimpin rohani harus sadar bahwa dirinya figur publik yang menjadi sorotan. Perilaku yang tidak peka terhadap makna pelecehan seks akan membuat banyak tersandung. Akhirnya umat menghukum mereka dengan meninggalkan organisasi yang dipimpinnya.

Kedua, selalu membuat "pagar" untuk melindungi diri. Misalnya, jangan pernah berdua baik di kantor tertutup, di kamar, melakukan perjalanan berdua, atau tempat yang tertutup lainnya. Bisa jadi digoda atau justru malah menjadi penggoda. Prinsipnya buat pagar perlindungan dengan menghindari berdua dengan lawan jenis dalam waktu yang lama dan secara konstan.

Ketiga, harus menghentikan kebiasaan bermain api dan petualangan yang iseng-iseng. Misalnya suka mengeluarkan humor menyerempet, ber-sms atau bbm dengan mengirimkan kata-kata, gambar atau film yang vulgar. Ingat semua yang mulainya iseng bisa mencelakakan kita. Perlunya pemimpin memperkuat pernikahan. Semestinya pemimpin menghormati wanita sebagai makhluk berharga dan perlu dijaga kehormatannya.

Catatan Tambahan: Apa itu Pelecehan Seksual? Pelecehan seks adalah segala bentuk perlakuan seksual yang tidak dikehendaki oleh pihak korban. Bentuknya berupa: semua sentuhan fisik yang tidak dikehendaki termasuk memeluk dan semua sentuhan dengan pemaksaan; juga bisa berupa kata-kata, cerita, humor yang menjurus ke arah seks; bisa juga meminta dan menggoda untuk melakukan hubungan seks yang tidak dikehendaki; serta mempertunjukkan alat kelamin diri, memperlihatkan materi seks seperti gambar, film, dan cerita-cerita seks.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun