Mohon tunggu...
Daniel Notolegowo
Daniel Notolegowo Mohon Tunggu... -

Young Entrepreneur, Traveller, Photographer

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Facing The Giants: Perjuangan, Kebangkitan, Keberanian, dan Keyakinan

8 April 2014   19:57 Diperbarui: 4 April 2017   17:03 5041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="alignleft" width="640" caption="Facing the Giants"][/caption]

Halo, kali ini saya ingin sekali membagi sebuah film yang menurut saya sangat inspiratif dan layak ditonton bersama keluarga berjudul Facing the Giants yang dirilis pada tahun 2006 (sudah agak jadul memang. heheh). Film ini berkisah tentang bagaimana seorang pelatih tim football SMA Siloh bernama Grant Taylor mengatasi berbagai masalah dan tekanan hidup yang bertubi-tubi menimpanya.

Sebagai seorang pelatih, Grant Taylor dapat dikatakan gagal membawa tim yang sudah dilatihnya selama 6 tahun untuk berprestasi. Dalam situasi terburuknya, grant dihadapkan pada hengkangnya salah satu pemain andalan di dalam tim ke tim sekolah lawan, hilangnya kepercayaan pengurus sekolah kepada dirinya, dan juga rendahnya moral bertanding dari tim yang dipimpinnya. Dari sisi kehidupan pribadi, Grant yang tinggal bersama sang istri juga menghadapi berbagai masalah, diantaranya kurang tercukupinya kebutuhan hidup mereka dan yang paling penting adalah ambisi besar sang istri untuk segera hamil dan memiliki anak.

Pencerahan

Di tengah-tengah keputusasaannya dalam mengatasi berbagai permasalahan hidup, Grant Taylor pada akhirnya bertemu dengan seorang lelaki tua yang secara rutin datang ke ruang loker sekolah dan berdoa di sana. Pertemuan Grant dengan lelaki tersebut mengingatkan kembali Grant pentingnya makna kehidupan dan keyakinan kepada kekuatan Tuha. Grant kemudian menenangkan  kembali dirinya dengan kembali kepada ajaran agama yang diyakininya.

Kebangkitan

Keesokan harinya, Grant Taylor memperoleh ilham mengenai cara meningkatkan prestasi tim football yang dipimpinnya. Setelah melakukan perenungan, Grant Taylor menetapkan visi dan misi tim football yang dilatihnya adalah untuk “mengagungkan Tuhan”. Berbekal visi dan misi yang baru, ia perlahan tetapi pasti berhasil meningkatkan kembali motivasi seluruh anggota tim. Salah satu adegan yang menandainya adalah saat ia meminta Brock yang merupakan anggota tim paling berpengaruh untuk melakukan “death crawl” yaitu berjalan merangkak dengan menggendong seorang teman di punggung. Brock pada awalnya diminta untuk melakukan death crawl dengan mata tertutup sejauh 50 yard. Akan tetapi, Grant dengan sengaja meminta Brock untuk terus melakukannya sampai jauh di atas target yang ditetapkan. Akhirnya, Brock berhasil membuktikan bahwa ia mampu melakukan death crawl dari sepanjang lapangan. Pada adegan ini terlihat bahwa Grant berhasil menunjukkan kepada timnya bahwa mereka mampu melakukan hal-hal yang jauh di atas kemampuan mereka saat ini. Ia mampu menunjukkan bahwa potensi mereka jauh lebih besar dari yang mereka bayangkan.

[caption id="" align="alignleft" width="640" caption="death crawl"]

death crawl
death crawl
[/caption]

Filosofi dan keyakinan Grant ini pada akhirnya tidak hanya berpengaruh pada tim football yang dipimpinnya. Berkat pengaruh positif darinya, ia bahkan mampu membuat anggota tim yang semula termasuk murid nakal dan tidak berprestasi menjadi bersemangat belajar dan berprestasi di kelas. Bahkan, ia berhasil membuat salah seorang anggota tim yang selalu membangkang ayahnya menjadi insyaf dan kembali menghormati dan menghargai sang ayah.

Perjuangan, Keberanian, dan Keyakinan

Singkat cerita, berkat visi dan misi serta semangat baru, tim football yang dipimping Grant berhasil bangkit di kompetisi dan meraih kemenangan beruntun. Timnya bahkan di luar dugaan mampu menembus babak play-off , walaupun pada pertandingan pamungkas tersebut harus menelan kekalahan pahit dari tim lawan. Ajaibnya, di tengah rasa kecewa yang mendalam akibat kekalahan di babak play-off, Tim football yang dipimpin Grant tetap bisa mempertahankan mental mereka. Sebagaimana semboyan mereka, “God, If we win we’ll praise you, if we lose, we’ll praise you”. Ternyata, keajaiban dari Tuhan terjadi, tim lawan mereka di babak play-off didiskualifikasi karena memasang pemain di luar ketentuan umur yang diijinkan. Tim football pimpinan Grant akhirnya diberikan dinyatakan menang dan berhak masuk ke final tingkat Negara bagian melawan tim Giant.

Pada pertandingan melawan tim Giant, Tim football pimpinan Grant ternyata menghadapi lawan yang sangat sulit. Tim Giant merupakan juara bertahan tiga tahun berturut turut dengan jumlah anggota tim yang 3 kali lipat lebih banyak dan kuat. Pada saat itu, mental dan keyakinan tim benar benar diuji. Berbekal keyakinan untuk memberikan yang terbaik, mereka akhirnya dapat bangkit mengejar ketertinggalan skor dalam pertandingan. Perlahan tapi pasti mereka berhasil mendekati perolehan skor tim lawan. Sampai akhirnya, pertandingan harus ditentukan pada tendangan seorang david yang merupakan penendang cadangan dan tidak berpengalaman di detik-detik terakhir pertandingan. Keajaiban kembali datang, berbekal keyakinan untuk melakukan hal yang di luar kemampuannya, David ternyata berhasil menendang bola melewati gawang dan mencetak skor kemenangan untuk timnya.

Akhirnya, untuk pertama kalinya dalam satu dekade, tim football SMA Siloh berhasil memenangkan kejuaraan. Film ini berakhir bahagia, dimana selain berhasil membawa timnya juara, Grant juga mendapatkan berkah dari Tuhan yaitu kehamilan istrinya. Selain itu, ia juga memperoleh kenaikan gaji dan perlahan tapi pasti keluarga mereka dapat memperoleh kesejahteraan yang lebih baik.

[caption id="" align="alignleft" width="640" caption="win"]

win
win
[/caption]

Pelajaran buat kita

Film ini sangat cocok ditonton oleh seluruh anggota keluarga, dimana banyak sekali pelajaran berharga tentang Perjuangan hidup, Kebangkitan setelah mengalami kegagalan dan keterpurukan, Keberanian untk melakukan sesuatu di luar zona nyaman, dan Keyakinan atas kemampuan diri sendiri serta kebesaran Tuhan yang mampu melakukan apa saja.

Melalui film ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa dalam hidup, terkadang kita butuh untuk berhenti sejenak dan kembali memikirkan dan merenungkan tujuan sebenarnya yang ingin kita capai. Berhenti sejenak bukan berarti menyerah, berhenti sejenak berarti merenungi pelajaran berharga apa yang dapat diambil dari kegagalan yang terjadi untuk kembali menemukan tujuan sejati hidup ini.

Melalui film ini kita juga dapat belajar bahwa dalam hidup ini, kita harus yakin bahwa kita bisa melakukan sesuatu jauh lebih baik daripada apa yang sudah kita lakukan saat ini. Kita harus yakin bahwa Tuhan sudah memberikan kita kemampuan untuk melakukan hal-hal yang luar biasa. Kita juga harus yakin dan berani untuk melangkah keluar dari zona nyaman kita dan melakukan hal-hal yang kita inginkan.

Terakhir, pelajaran terpenting dari film ini adalah bagaimana kita sebagai hamba Tuhan harus memiliki keyakinan bahwa Tuhan akan melakukan yang terbaik untuk kita setelah kita mengerahkan seluruh kemampuan kita atau yang biasa kita sebut dengan tawakal. Setelah melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya, maka biarkanlah kuasa Tuhan mewujudkan hal tersebut. Seperti kata pepatah, “Let us do our best, and God do the rest”

Salam Perjuangan!!!! (as)

Trailer

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun