Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Surat Terbuka kepada Pak Wo dan Pak Wi: Kisah Menyentuh di Bulan Puasa

16 Juli 2014   10:58 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:11 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yth. Pak Wo dan Pak Wi

Apa kabar, Pak? Semoga sehat dan sejahtera keadaannya. Sudah cukup lama saya menyimpan apa yang saya rasakan, namun akhirnya saya perlu mengutarakannya melalui surat terbuka ini.

Akhir-akhir ini saya melihat dan merasakan situasi yang tengah terjadi di masyarakat, yang sepertinya sudah jauh dari apa yang disebut kondusif. Berita di tv dan media lain tak lagi menenteramkan. Di media sosial, ketidaktenteraman pun masif terjadi. Terus terang saya jenuh dan jengah dengan hal ini.

Entah mengapa sebuah berita yang menjelekkan satu pihak, begitu mudah disebarluaskan baik oleh media maupun warga. Sedangkan berita-berita baik malah jarang mendapat apresiasi. Ini sungguh menjadi tanda tanya besar bagi saya.

Padahal jika kita renungkan, banyak hal baik di lingkungan sekitar yang bisa diberitakan dan saya yakin akan menginspirasi semua warga. Dan alangkah baiknya jika berita-berita baik semacam ini yang perlu disebarluaskan, berita yang akan memberikan sebuah senyum damai di wajah setiap warga.

Minggu sore yang lalu ada sebuah kisah menyentuh, yang saya yakin akan memberikan sebuah senyum. Saat itu saya sedang bersepeda motor berkeliling kompleks perumahan tempat saya tinggal.

Di salah satu bundaran, di tepi jalan saya melihat banyak pedagang menjajakan berbagai menu buka puasa. Ketika saya melihat seorang kakek lansia yang menjual buah-buahan, saya pun menghampiri kakek yang agak kurus tersebut.

Mata saya tertuju pada semangka yang berukuran cukup besar. Saya tertarik dengan buah ini, sehingga saya pun menyentuhnya. Di sebelah semangka, ada blewah dan timun suri yang juga menarik hati. Saya kemudian mengarahkan tangan untuk menyentuh blewah beberapa detik dan selanjutnya berpindah menyentuh timun suri.

Pak Wo dan Pak Wi,

Saya yakin kisah yang menyentuh ini cukup inspiratif. Dan saya sama yakinnya juga bahwa kisah ini bisa memberikan sebuah senyum.

Saya tak mengharap Pak Wo dan Pak Wi menanggapi surat ini, namun lebih mengharap untuk menyebarluaskan kisah menyentuh yang memberikan senyum ini.

Terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun