Cirebon, kota pelabuhan yang berada di jalur pantura ini tentu sudah banyak yang mengenalnya. Kota ini memiliki sejarah dan budaya yang kaya terkait dengan jejak Islam dan Wali Songo di kota yang berada di ujung timur Jawa Barat. Saat mudik lebaran seperti sekarang, Cirebon menjadi salah satu daerah yang dilalui pemudik yang hendak menuju Jawa Barat atau Jawa Timur.
Banyak cara yang bisa dipakai untuk menuju kota ini baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum seperti bus atau kereta api. Diresmikannya jalan tol Cikopo - Palimanan, membuat Cirebon terasa semakin dekat dengan ibukota.
Mudik Lebaran tahun ini, saya sengaja singgah dan menginap di kota ini. Bertahun-tahun merantau di Tangerang, saya hanya mampir lewat saja saat mudik ke Jawa Tengah. Bagi penggemar wisata, banyak hal yang bisa kita nikmati di Cirebon baik sejarah atau kulinernya. Kali ini saya akan menulis tentang kuliner di Cirebon.
Â
Sebuah gentong atau periuk tanah liat berada di sisi depan warung. Di gentong inilah kuah yang mirip dengan gulai dimasak dan dipanaskan di atas tungku kayu bakar. Sang penjual tengah sibuk menyiapkan porsi-porsi yang dipesan pembeli.
Kuliner khas Cirebon lainnya adalah nasi jamblang. Kuliner ini mudah ditemui di pinggir-pinggir jalan kota Cirebon. Sebuah warung tenda di seberang Mal Grage menjadi tempat yang saya pilih.
Saat ini nasi jamblang dijual dengan pilihan lauk yang beragam. Selain tahu atau tempe, lauk lainnya seperti telur dadar, jeroan dan lain-lain yang disajikan dalam baskom-baskom berukuran sedang. Kita tinggal mengambil lauk mana yang disuka.Â