Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Serunya Pacu Jawi di Payakumbuh

11 Januari 2014   12:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:56 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendung bergelayut di langit Payakumbuh ketika saya turun dari mobil angkutan umum jam 3 sore itu. Saya melangkahkan kaki menuju salah satu warung, seorang pria dan wanita muda ada disana. Memesan segelas cappuccino, saya juga ijin si mbak penjaga warung untuk numpang men-charge kamera poket yang hampir seharian terpakai jeprat-jepret di Ngarai Sianok dan Lembah Harau. Sementara minuman sedang dibuat, si pria mulai mengajakku berbincang santai.

Kami berkenalan, Madi demikian nama pria itu. Umurnya tak jauh berbeda dengan saya. Beberapa kali saya memandang ke seberang jalan raya, ke sebuah sawah yang berlumpur tanpa tanaman padi. Lalu saya pun menanyakan kepada pemuda Payakumbuh itu, jam berapa Pacu Jawi akan dimulai. Ah, masih 1 jam lagi menuju jam 4. Saya terus berbincang santai dengan Madi, sekedar untuk membunuh waktu.

Gerimis mulai menitik ke bumi saat petugas yang berbicara melalui pengeras suara mengumumkan akan dimulainya acara. Saya berpamitan dengan Madi dan menyeberang jalan menuju petak sawah tempat berlangsungnya Pacu Jawi. Saya mencari tempat yang nyaman, dan menemukan semacam gubug di tepi arena. Beberapa orang dewasa dan anak-anak juga ada disitu.

[caption id="attachment_289518" align="aligncenter" width="620" caption="Menuntun sapi menuju garis start"][/caption]

[caption id="attachment_289519" align="aligncenter" width="620" caption="Repot juga membariskan sapi-sapi "]

13894159752092575998
13894159752092575998
[/caption]

Dari pengeras suara, petugas memanggil kelima peserta untuk race pertama. Dari sisi kanan tempat saya berdiri, satu per satu sapi dituntun masuk menuju arena menuju garis start. Cukup lama waktu yang diperlukan untuk menggiring kelima sapi dan membuat mereka berbaris sejajar di garis start. Setelah sapi-sapi tersebut dinilai sudah rapi berbaris, petugas start pun melambaikan bendera pertanda balapan dimulai. Sapi-sapi berlari sangat cepat diikuti oleh para joki yang memegangnya, menuju garis finish.

[caption id="attachment_289520" align="aligncenter" width="620" caption="Berbaris di garis start"]

1389416138322358026
1389416138322358026
[/caption]

[caption id="attachment_289521" align="aligncenter" width="620" caption="Ayo lari !!!"]

13894162122102771615
13894162122102771615
[/caption]

[caption id="attachment_289522" align="aligncenter" width="620" caption="Serunya Pacu Jawi"]

13894162961699727195
13894162961699727195
[/caption]

Gerimis berubah menjadi hujan deras, dan lomba dilanjutkan. Race kedua dan seterusnya dilakukan, mulai dari sapi-sapi yang digiring masuk ke arena, membariskan sapi di garis start hingga balap dilakukan. Belasan menit waktu yang diperlukan untuk menyiapkan sapi-sapi hingga berbaris rapi di posisi start, namun hanya sekitar belasan detik saja sapi-sapi itu berlari dari start menuju finish.

Sapi yang menang dari masing-masing race akan diadu kembali di race terakhir untuk memperebutkan hadiah berupa kambing dan uang. Meski hujan turun dengan derasnya, saya dan penonton lain tetap menunggu Pacu Jawi hingga selesai. Tak hanya penonton dari Payakumbuh dan daerah sekitar saja, petugas melalui pengeras suara juga menyebutkan tamu dari Swiss yang ikut hadir sore itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun