Pisang Goroho
Hari beranjak gelap tatkala kami tiba di guest house. Kami memilih beristirahat sejenak di dalam kamar masing-masing, satu kamar ditempati dua orang, sembari menunggu antrian mandi dengan penghuni kamar lainnya. Guest house yang berbentuk memanjang tersebut memiliki sekitar 8 kamar tidur dan 4 kamar mandi.
Berkumpul di ruang tengah menjadi aktivitas kami selanjutnya sambil menunggu makan malam beberapa saat nanti. Menonton televisi sambil duduk santai di sofa empuk sepertinya bukan pilihan terbaik. Sebagian besar kami lebih menyukai berkumpul melingkar dan mengobrol di sekeliling meja bundar yang ada di sudut lain. Apalagi di atas meja terhidang pisang goroho yang renyah dengan sambal sebagai pelengkap, membuat obrolan Jumat malam itu semakin seru.
***
Jumat pagi kami mulai dengan mendaki Bukit Harapan yang berada di Teluk Buyat untuk menikmati keindahan matahari terbit. Kami tiba di Teluk Buyat, Ratatotok, Minahasa Tenggara pada Kamis malam setelah melalui perjalanan udara dari Tangerang - Surabaya - Manado yang dilanjutkan dengan perjalanan darat dari Manado selama 4 jam ke Teluk Buyat.
Entah berapa puluh undak-undakan yang harus dititi untuk mencapai puncak Bukit Harapan. Pegal di betis dan engahan nafas segera berganti dengan rasa takjub begitu melihat eloknya pemandangan pagi itu. Kami memang sedikit kesiangan untuk mengejar momen golden sunrise, namun masih menjumpai keindahan pagi di Bukit Harapan.
Puas menikmati keindahan pagi Teluk Buyat dari atas Bukit Harapan, kami pun turun untuk sarapan di guest house. Seusai sarapan, sebagian rombongan bergerak menuju dermaga kecil di mana sebuah speed boat akan membawa kami bertolak ke laut untuk melakukan snorkeling dan diving, sementara sebagian lagi berkeliling pantai dan berinteraksi dengan warga sekitar. Dan saya tergabung di dalam kelompok pertama.
Kondisi laut cukup tenang pada Jumat pagi itu. Boat bertolak dari dermaga untuk membawa kami ke lokasi yang memiliki terumbu karang yang cukup baik. Hanya beberapa menit saja dari dermaga, boat berhenti di lokasi yang dituju. Pulau Putus-putus ada di sisi kanan kami, sebuah pulau karang kecil memanjang yang sebagian daratannya terendam air laut saat terjadi pasang. Di kiri dan belakang kami adalah lengkungan daratan Teluk Buyat.
Ares, Adhi, Dzul, Pak Arie, dan Pak Gerry bersiap mengenakan perlengkapan diving. Sementara yang lain memilih untuk snorkeling, atau tetap berada di boat.