Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

China atau AS Juara Olimpiade 2012?

30 Juli 2012   15:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:26 1789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Olimpiade 2012 yang diselenggarakan di London telah memasuki hari keempat sejak dibuka Jumat, 27 Juli 2012 yang lalu. Kemeriahan dan elegansi pesta pembukaan yang disaksikan milyaran penduduk dunia ini, selanjutnya diikuti oleh persaingan dari negara-negara peserta dari lima benua untuk meraih medali sebanyak-banyaknya dari berbagai cabang olahraga. Menarik untuk disimak, negara manakah yang tahun ini akan menjuarai pesta olahraga yang pertama kali digelar tahun 1896 tersebut.

Kontingen China sebagai juara bertahan, di London 2012 ini sejak awal telah memimpin perolehan medali dan sampai saat ini terus ditempel ketat dengan Amerika Serikat. Lima besar perolehan medali per Senin, 30 Juli 2012 pukul 22.30 sebagai berikut:

1. China : 7 emas - 4 perak - 2 perunggu
2. AS: 3 - 5 - 5
3. Italia: 2 - 4 - 2
4. Perancis: 2 - 1 - 3
5. Korea Selatan: 2 - 1 - 2

Munculnya China sebagai negara terkuat di pentas olahraga internasional dalam empat tahun terakhir telah berhasil mendobrak dominasi Amerika Serikat yang beberapa tahun sebelumnya merajai perolehan medali. Empat tahun lalu di Olimpiade Beijing 2008, tuan rumah China berhasil menjuarai Olimpiade tersebut dengan perolehan medali 51 - 21 - 28, jauh meninggalkan AS di posisi kedua dengan 36 - 38 - 36. Peringkat ke-3, ke-4, dan ke-5 adalah Rusia (23 - 21 - 29), Inggris Raya (19 - 13 - 15), dan Jerman (16 - 10 -15).

Peningkatan prestasi China sangat luar biasa. Bila sebelumnya hanya AS, Rusia (Uni Soviet) serta Jerman yang bersaing untuk menjadi juara, maka China sedikit demi sedikit mulai menunjukkan kekuatannya. Coba perhatikan perolehan medali China dalam dua dekade terakhir. Di Seoul 1988, China berada di peringkat ke-11 dengan perolehan medali emas sebanyak 5 (lima) keping saja. Posisi tiga besar dihuni oleh Uni Soviet (55 emas), Jerman Timur (37 emas) dan AS (36 emas). Empat tahun berselang, peringkat China di Barcelona 1992 melonjak drastis ke posisi 4 dengan jumlah medali 16 emas, di bawah peringkat Uni Soviet (45 emas), AS (37 emas), Jerman (33 emas).

Berlanjut ke Atlanta 1996, China masih berada di posisi ke-4 dengan 16 emas di bawah AS (44 emas), Rusia (26 emas) dan Jerman (20 emas). Di Sydney 2000, China berhasil merangkak satu strip ke posisi ke-3 dengan 28 emas di bawah AS (37 emas) dan Rusia (32 emas). Kenaikan satu strip juga berhasil diraih China saat Olimpiade Athena 2004 sebagai runner-up dengan 32 emas dengan meninggalkan Rusia di posisi ke-3 (28 emas) dan di bawah AS sebagai juara umum dengan 36 emas. Dan saat berlaga sebagai tuan rumah tahun 2008, China berhasil merebut tahta juara yang sebelumnya diduduki oleh AS.

Kekuatan China yang mendominasi hampir di semua cabang olahraga memang menjadi momok bagi negara-negara lain. Tak terkecuali di cabang bulutangkis yang menjadi andalan Indonesia untuk mencuri medali emas, pemain-pemain China sangat mendominasi di lima nomor yang dipertandingkan. Perjuangan yang cukup berat bagi pemain-pemain negara lain untuk bisa menghadang laju pebulutangkis China yang memang memiliki peringkat atas dunia.

Keberhasilan olahraga China tersebut menandakan berjalannya regenerasi dan pembinaan pemain. Prestasi olahraga multievent yang ditandai dengan perbaikan peringkat dan jumlah perolehan medali memang tidak bisa dilakukan dengan waktu singkat. Dari semula yang 'hanya' meraih 5 emas di tahun Seoul 1988, jumlah tersebut meningkat di olimpiade-olimpiade berikutnya hingga akhirnya menjadi juara di Beijing 2008 dengan 51 emas.

Bagaimana dengan prestasi Indonesia? Sejak meraih sepasang emas bulutangkis di Barcelona 1992, grafik perolehan medali Indonesia tidak mengalami kenaikan. Empat Olimpiade selanjutnya, Indonesia hanya pulang dengan satu emas saja di setiap periode dari cabang bulutangkis. Dan di London 2012 ini, jumlah tersebut sepertinya tidak bakal jauh berubah.

Apa yang telah berhasil diraih oleh China seharusnya dicontoh oleh Indonesia. Pembinaan olahraga yang berkesinambungan dan regenerasi pemain adalah kunci untuk mencapai prestasi tersebut. Semuanya memerlukan proses yang panjang dan tidak bisa diraih dengan instan.

Nah, apakah China akan berhasil mempertahankan gelar juara umum Olimpiade 2012 ini? Ataukah Amerika Serikat mampu mencuri gelar yang sempat lepas empat tahun lalu tersebut? Serta di peringkat berapakah Indonesia tahun ini?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun