Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Franly Aprilano Oley, Penjaga dan Pengelola Hutan Merabu

27 Agustus 2023   18:18 Diperbarui: 27 Agustus 2023   18:44 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Franly Aprilano Oley (sumber gambar: satu-indonesia.com)

Hutan menjadi salah satu sumber daya alam yang memberikan beragam manfaat, tak hanya bagi manusia tetapi juga makhluk hidup lainnya. Tak heran apabila peran vital hutan ini pernah dihadirkan dalam uang logam 100 rupiah tahun emisi 1978. Hutan untuk Kesejahteraan, demikian sebuah frasa yang tertulis di salah satu sisi uang logam tersebut.

Meski kekayaan yang disediakan oleh hutan begitu besar, pemanfaatannya kadang tidak dilakukan secara bertanggung jawab. Kerap terjadi, hasil hutan diambil tanpa menghiraukan kelestarian hayati. Hutan pun berkurang luasnya, bahkan habis.

Namun, potret buruknya pengelolaan hutan tersebut tak terlihat di Kampung Merabu. Di wilayah yang berada di Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur ini, hutan dikelola secara arif sehingga bisa memberi manfaat bagi warga sekaligus tetap terjaga kelestariannya.

Adalah Franly Aprilano Oley, seorang pemuda yang berhasil mengelola potensi hutan desa menjadi desa wisata. Kegigihan Franly mengelila hutan berdampak positif pada kesejahteraan warga tanpa harus mencederai kelestarian hayati.

Kampung di Tengah Hutan yang Dikenal Dunia

Di Kabupaten Berau, Desa disebut Kampung. Kampung Merabu yang berada di Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau, dengan luas 22 ribu hektar terletak di kawasan Karst Sangkulirang Mangkalihat. Kawasan ini ada di tengah hutan hujan tropis yang masih lebat dan kaya akan sumber mata air bersih.

Karst Sangkulirang Mangkalihat (sumber gambar: kutaitimurkab.go.id)
Karst Sangkulirang Mangkalihat (sumber gambar: kutaitimurkab.go.id)

Kampung Merabu menjadi rumah bagi suku Dayak Lebo. Beberapa suku pendatang juga tinggal di desa ini, seperti suku Jawa, Bugis, Kutai Barat, dan Banjar. Mereka hidup rukun dan harmonis dalam keragaman suku dan agama.

Warga Kampung Merabu memiliki mata pencaharian utama sebagai petani. Mereka menanam padi darat dan memanfaatkan hasil hutan non kayu mulai dari buah-buahan, madu, rotan, gaharu, hingga sarang burung walet. Bagi masyarakat Merabu, hutan menjadi sumber penghidupan.

Selain itu, hutan dan karst di Merabu juga menjadi tempat tinggal bagi beragam tumbuhan dan satwa. Seperti orangutan, owa-owa, monyet ekor panjang, burung enggang, gagak, elang, murai batu, dan raja udang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun