Nama Mandalika begitu terkenal akhir-akhir ini. Setidaknya dua bulan terakhir, saya kerap melihat unggahan-unggahan di media sosial yang membicarakan Mandalika.
Hajatan berkelas internasional, World Superbike (WSBK) 2021 yang berlangsung bulan November 2021 lalu, membuat Mandalika Lombok berhasil mencuri perhatian warga Indonesia bahkan dunia.
Mandalika sendiri merupakan kawasan wisata dengan luas 1.035 hektar. Kawasan yang ditetapkan menjadi salah satu Destinasi Super Prioritas (DSP) ini menyimpan potensi wisata olahraga atau sport tourism yang layak untuk menjadi tempat berlangsungnya event olahraga nasional maupun internasional.
Tidak hanya balap motor atau mobil yang berlangsung di sirkuit, banyak titik di DSP Mandalika yang juga layak menjadi tempat penyelenggaraan balap sepeda, marathon, triathlon, trekking, mendaki gunung, selancar, dan olahraga lainnya. Sangat menarik untuk mendiskusikan potensi sport tourism yang dimiliki DSP Mandalika ini.
Dalam rangka mendukung pariwisata Wonderful Indonesia, sebuah konferensi internasional diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif /Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia bekerja sama dengan Harian Kompas.
Konferensi diadakan pada tanggal 1 Desember 2021 dan mengambil tema Mandalika: "Infinity Experiences of Nature and Sport Tourism" dengan format hibrida (online dan offline).
Perkembangan Pariwisata di Nusa Tenggara Barat
Lalu Gita Ariadi selaku Sekretaris Daerah Provinsi NTB dalam sambutannya menyampaikan ada 3 fase evolusi pariwisata yang telah dilalui oleh NTB. Yaitu, fase tradisional, pertumbuhan, dan perkembangan.
Dalam fase tradisional, branding pariwisata dan strategi pemasaran yang dilakukan yaitu NTB sebagai tempat berlibur dan honeymoon.
Hal ini ditandai dengan pembangunan infrastruktur di Senggigi yang berupa Cottage dan Villa. Kunjungan wisata pun masih bersifat temporal sehingga terjadi high season pada periode bulan Mei - Agustus dan November - Desember, serta low season pada periode bulan yang lainnya.