Film musikal memiliki tempat tersendiri bagi para penggemarnya. Ratusan film bergenre musik telah hadir, mulai dari film klasik seperti The Sound of Music yang banyak menyabet penghargaan di masanya, hingga film-film modern seperti La La Land, The Greatest Showman, atau Bohemian Rhapsody. Bagi penggemar lagu klasik yang memperdengarkan suara tenor atau sopran penyanyinya, film The Music of Silence menjadi pilihan yang pas untuk ditonton.
Film The Music of Silence ini saya saksikan beberapa hari yang lalu di Mola TV. Aplikasi Mola TV sendiri sudah saya unduh di smartphone beberapa bulan lalu, dan waktu itu hanya saya pergunakan untuk menyaksikan siaran langsung Premier League.
Sayang sekali, Premier League musim 2019-2020 terpaksa ditunda karena pandemi Covid-19 dan hingga sekarang belum dilanjutkan kembali.
Sementara sisa pertandingan Premier League belum dilanjutkan, saya mulai mengeksplor layanan lainnya yang ada di aplikasi Mola TV, salah satunya yaitu Mola TV Movies. Salah satu film yang saya saksikan yaitu The Music of Silence.
Film The Music of Silence memiliki genre biografi dan musik yang oleh disutradarai Michael Radford. Film yang dirilis pada 2 Februari 2018 di Amerika Serikat ini merupakan adaptasi dari novel tahun 1999 berjudul La Musica del Silenzio yang ditulis oleh Andrea Bocelli.
Para pemain yang membintangi film ini antara lain Antonio Banderas, Jordi Molla, Toby Sebastian, Luisa Ranieri, Nadir Caselli, dan lainnya. The Music of Silence berdasarkan kisah nyata kehidupan Andrea Bocelli, meskipun karakter utama pada film tersebut digambarkan dengan alter ego bernama Amos Bardi.
Sinopsis Film
Pada bagian awal film, nampak scene berwarna hitam putih yang menampilkan seorang pria dengan kostum jas, dasi kupu-kupu, dan kacamata gelap. Pria yang tak lain adalah Andrea Bocelli tersebut menulis, "Veronica sayang, ini kisah seorang bocah bernama Amos yang dekat denganku sepanjang hidupku. Amos Bardi."
Saya sempat mengira The Music of Silence ini adalah film bergambar hitam putih, sebelum scene selanjutnya menampilkan gambar berwarna yang mengambil setting di Tuscany, nama sebuah wilayah di Italia, pada tahun 1958.
Diperlihatkan seorang ayah bernama Sandro Bardi (diperankan Jordi Molla) yang bersukacita dan berteriak. "It's a boy!" ketika anak pertamanya lahir. Sang putra lantas diberi nama Amos Bardi.
Saat Amos masih balita, sang ibunda yang bernama Edi (Luisa Ranieri) menyadari ada sesuatu yang tidak beres terjadi pada Amos yang tidak berhenti menangis. Amos didiagnosis menderita glaukoma okular dengan gangguan penglihatan.