Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

CoroMap, Cara Jepang Memetakan Kasus Virus Corona

4 Maret 2020   00:13 Diperbarui: 4 Maret 2020   10:03 1199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Virus Corona mulai menginfeksi Tiongkok sejak akhir 2019 lalu. Virus corona telah menyebar hingga ke 73 negara. Dan Senin kemarin kasus terbaru positif virus corona telah ditemukan di Indonesia.

Virus ini telah menjangkiti lebih dari 90 ribu orang. Jumlah kematian akibat virus ini lebih dari 3.000 orang di seluruh dunia, terbanyak terjadi di Tiongkok sebanyak lebih dari 2900 orang.

Total korban meninggal akibat virus corona di luar daratan Tiongkok mencapai 129 orang. Di Iran, sebanyak 54 orang meninggal, Italia sebanyak 34 orang. 

Selanjutnya, 20 orang meninggal di Korea Selatan, 12 Orang di Jepang, masing-masing dua orang di Hong Kong, Prancis, dan AS, serta masing-masing satu orang di Filipina, Taiwan, Australia, dan Thailand.

Selama ini, informasi tentang 'di mana orang yang terinfeksi' telah sering kita baca atau saksikan di media massa. Namun peta di mana lokasi orang yang terinfeksi virus corona, baru di Jepang dikonfirmasi.

Adalah CoroMap, sebuah peta  yang menyediakan informasi tentang orang yang terinfeksi yang dirilis oleh Departemen Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan dan Biro Kesehatan dan Kesejahteraan Tokyo. Layanan ini bisa diakses baik melalui PC maupun smartphone di coromap.info.

Tampilan Coromap di smartphone
Tampilan Coromap di smartphone
Saat mengakses situs tersebut melalui smartphone, saya diperlihatkan sebuah peta Jepang dengan beberapa simbol di dalamnya dengan keterangan dalam tulisan Jepang. Beruntung di smartphone yang saya pergunakan, ada pilihan untuk terjemahan dalam Bahasa Indonesia.

Hingga saat saya membuat tulisan ini (Selasa 3/3 malam waktu Indonesia), telah terjadi sebanyak 268 kasus virus Corona di Jepang. Pada peta yang ditampilkan di CoroMap, setiap kasus disimbolkan dengan lingkaran.

Ada lingkaran berwarna hijau, merah, dan biru yang tersebar di berbagai perfektur di Jepang. Dan bila setiap lingkaran tersebut diklik, akan muncul sebuah kotak informasi yang cukup detail tentang kronologi kasus atau pasien corona tersebut, dan status terakhirnya.

Kasus 1
Kasus 1
Saya mencoba mengklik lingkaran tersebut. Kasus 1, misalnya, dengan lingkaran berwarna hijau. Setelah lingkaran diklik, muncul informasi yaitu pada tanggal 16/1 diumumkan oleh Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan Hidup di Kanagawa.

Di bawahnya tertulis kronologinya: tanggal 3/1 mengalami demam, 6/1 kembali dari Wuhan, dan seterusnya. Status terakhir: saat ini sudah habis (selesai).

Kasus 111
Kasus 111
Secara acak, saya mencoba mengklik lingkaran lainnya. Misalnya pasien ke-111 dengan lingkaran merah dan pasien ke-73 dengan lingkaran berwarna biru. Untuk pasien ke-73 ini, ada beberapa lingkaran dengan nomor tersebut berikut garis-garis dengan tanda anak panah yang mnunjukkan bahwa pasien no-73 ini berpindah dari satu tempat ke tempat lain (dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain).

Baik pasien ke-111 dan ke-73, status terakhirnya saat ini dirawat di rumah sakit.

Kasus 73
Kasus 73
Kasus 73
Kasus 73
Dari 3 kasus yang saya ambil secara acak, saya berkesimpulan bahwa lingkaran berwarna hijau menunjukkan kasus sudah selesai, sedangkan merah dan biru menunjukkan pasien sedang dirawat. Ada sebuah pertanyaan yaitu saya belum menemukan apa maksud dari perbedaan warna merah dan biru tersebut.

Pertanyaan lain yaitu untuk lingkaran warna hijau, apakah kasus yang sudah selesai tersebut berakhir dengan kesembuhan atau kematian. Mengingat ada korban meninggal di Jepang (sebanyak 12 orang).

Di luar pertanyaan-pertanyaan di atas, setidaknya apa yang ditampilkan oleh CoroMap ini sangat informatif. Kita bisa mengetahui peta setiap kasus Corona yang terjadi di Jepang.  Saya pikir langkah tersebut bisa dilakukan oleh pemerintah Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun