Kamis malam (5/9) saya bekesempatan untuk menonton film "It Chapter 2" di CGV Grand Indonesia. Tiketnya sendiri saya peroleh setelah menjadi salah satu dari 3 kompasianer yang beruntung sebagai pemenang kuis yang diadakan oleh komunitas Komik Kompasiana di grup Facebook-nya.
Ada dua ekspektasi yang saya bawa sebelum berangkat ke Grand Indonesia. Ekspektasi pertama tentu saja keinginan untuk menikmati kelanjutan film "It (2017)" yang dulu saya tonton di CGV Citra Raya Tangerang. Film horror ini berbeda dengan film-film lainnya. Bukan sekedar fim yang menakutkan, It (2017) memiliki unsur psikologis tentang ketakutan masa lalu yang dimiliki oleh setiap orang.
Unsur psikologis inilah yang saya pikir mampu membuat penonton tidak hanya merinding dengan jalan cerita pada film tersebut, namun sekaligus ikut membayangkan ketakutan-ketakutan personal yang pernah dialami di masa lalu.
Ekspektasi kedua yaitu film tersebut akan saya tonton pada layar berteknologi Screen X, yaitu layar 270 derajat. Gambar tidak hanya terlihat di layar sisi depan, namun juga akan diperluas hingga ke dinding kiri dan kanan studio. Saya penasaran untuk menyaksikannya.
Sekilas It (2017)
Sebelum membahas It Chapter 2, ada baiknya untuk mengetahui bagaimana jalan cerita It (2017) secara singkat. Di film pendahulu ini, dikisahkan 7 anak di kota Derry yang tergabung dalam kelompok The Losers. Mereka adalah Bill Denbrough, Ben Hanscom, Beverly Marsh, Richie Tozier, Stanley Uris, Mike Hanlon, dan Eddie Kaspbrak.
Para pecundang kecil tersebut memiliki musuh utama seorang badut bernama Pennywise yang menebar teror dengan kasus-kasus hilangnya anak-anak di Kota Derry. Pennywise memanfaatkan sisi lemah dari The Losers, yaitu ketakutan mereka.
Bill, misalnya, memiliki trauma kehilangan adiknya, Georgie beberapa tahun sebelumnya. Waktu itu Bill menolak ajakan Georgie untuk bermain bersama di luar rumah saat hujan deras. Georgie akhirnya bermain sendiri di sepanjang jalan, membawa perahu kertas buatan Bill.
Perahu tersebut jatuh ke lubang selokan dan Geogie mencoba untuk mengambilnya. Georgie melihat ada badut di dalam lubang selokan, yang memperkenalkan dirinya sebagai Pennywise. Badut tersebut memegang perahu tersebut, membujuk Georgie untuk mendekat, lalu menggigit lengannya hingga putus dan menyeretnya ke selokan yang terhubung dengan saluran air bawah tanah Kota Derry.
Ketakutan dari anggota The Losers yang lain misalnya Ben yang kerap dibuli karena badannya yang gemuk, Beverly yang dikucilkan karena dianggap sebagai gadis nakal dan juga sering mendapatkan perlakuan kasar dari ayahnya, Stanley  yang dipaksa menghapal kitab Taurat oleh ayahnya yang seorang rabi Yahudi, Eddie yang sakit-sakitan dan memiliki ibu yang sangat protektif, Richie yang suka membual untuk mendapat perhatian teman-temannya, dan Mike yang dibuli karena bekerja di tempat penyembelihan hewan.