Isu revolusi industri 4.0 perlu mendapat perhatian yang serius sehingga kita dapat mempersiapkan diri untuk menjawab tantangan tersebut. Sumber daya yang kompeten adalah salah satu faktor utama penentu keberhasilan transformasi era 4.0 tersebut, karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) perlu diprioritaskan.
Pemerintah Indonesia melalui kementerian-kementerian yang ada saat ini terus menggenjot peningkatan kualitas SDMÂ di Indonesia pada 2019 mendatang. Kementerian Ketenagakerjaan misalnya terus melaksanakan program pengembangan SDM seperti pemagangan, optimalisasi Balai Latihan Kerja (BLK) serta sertifikasi yang akan dimaksimalkan dan disosialisasikan secara masif untuk menghadapi era 4.0.
Sejarah Revolusi Industri
Kemampuan berpikir manusia yang dinamis selalu membawa perubahan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut telah mengubah dunia hingga seperti saat ini, dan akan terus berlanjut di masa mendatang.
Sejarah revolusi industri pertama dimulai ketika tenaga manusia dan hewan digantikan oleh kemunculan mesin, salah satunya yaitu mesin uap yang ditemukan pada abad ke-18. Revolusi ini berhasil mengubah dan mendongkrak perekonomian secara dramatis. Selama dua abad setelah revolusi Industri tersebut, rata-rata pendapatan per kapita negara-negara di dunia meningkat enam kali lipat.
Baca juga :Pengelolaan SDM dengan Pendekatan Menejemen Berbasis Sekolah dan Pesantren
Revolusi industri kedua ditandai dengan kemunculan pembangkit listrik dan ruang pembakaran mesin (combustion chamber). Penemuan ini memicu kemunculan pesawat telepon, mobil, dan pesawat terbang yang kembali mengubah kehidupan manusia secara signifikan.
Revolusi industri ketiga dan keempat terkait dengan keberadaan internet yang semakin memudahkan kehidupan kita. Revolusi ketiga terjadi sekitar tahun 1980 yang ditandai dengan kemunculan teknologi digital dan internet yang sekali lagi mengubah kehidupan manusia.
Selanjutnya, pada revolusi industri generasi keempat menunjukkan tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala (internet of things atau IoT), komputasi awan, dan komputasi kognitif.
Industri 4.0 membawa disruptif teknologi (disruptive technology) yang hadir begitu cepat dan mengancam keberadaan perusahaan-perusahaan yang sudah mapan. Ukuran besar dari sebuah perusahaan tidak lagi menjadi jaminan. Justru kelincahan perusahaan yang akan menjadi kunci keberhasilan meraih prestasi dengan cepat, di mana yang cepat dapat memangsa yang lambat dan bukan yang besar memangsa yang kecil.
Baca juga : Peran SDM dan Pengelolaan Bakat