Jam 4 lewat 6 menit hari Kamis sore itu pertunjukan dimulai. Lampu dipadamkan sejenak sehingga ruangan yang semula temaram berubah gelap, dan tak lama kemudian sorotan lampu warna-warni mengarah ke arena sirkus.
Sekelompok penari wanita berkostum merah dengan penutup kepala berukuran besar berwarna hitam mulai menampilkan koreografi diiringi musik yang menghentak.
Tak lama kemudian seorang wanita lagi muncul dari belakang panggung untuk melakukan atraksi hulla aerial. Hulla aerial adalah atraksi berayun sambil menari di ketinggian menggunakan hula hoop. Demikianlah The Great British Circus dibuka sore itu.
Selanjutnya ada rollabolla yaitu atraksi keseimbangan sambil memainkan bola di tangan. Pada atraksi ini pemain sirkus berdiri di atas beberapa tumpukan besi dan berusaha menjaga keseimbangannya.
Hair aerial menjadi atraksi berikutnya di mana pemainnya berayun sambil menari di ketinggian dengan rambut terikat pada tali. Pemain wanita tersebut dikuncir rambutnya, dan ada pengait pada ujung kunciran yang akan disambungkan dengan sebuah tali.Â
Pemain akan bergantung dan terbang menggunakan tali sambil menari di ketinggian dengan diiringi lagu seperti Let It Go dan Never Enough yang cukup tekenal.
Berikutnya ada trapeze, yaitu aksi berayun pada ketinggian dengan menggunakan tali. Pada aksi ini, para pemain bergelantungan pada bar horizontal pendek yang dikaitkan dengan tali dan berayun kesana kemari, berputar, bahkan terbang dari bar horizontal ke tangan pemain lainnya dan kembali lagi ke bar horizontal sebelumnya. Begitu atraktif.
Polar bear, yaitu pertunjukan beragam kostum binatang dengan size sebenarnya menjadi atraksi sela sebelum atraksi terakhir. Sebagai penutup ada crazy globe yaitu atraksi berkendara sepeda motor di dalam sebuah bola besar.
No animal abused
Pada pertunjukan The Great British Circus yang saya saksikan, tidak ada gajah, singa, beruang, lumba-lumba dan binatang lainnya yang tampil dan 'dieksploitasi' untuk menghibur penonton. Saat ini penggunaan binatang dalam petunjukan sirkus memang sudah mulai ditinggalkan, bahkan dilarang di beberapa negara.
Alasannya sederhana, yaitu terkait dengan hak asasi binatang. Seperti halnya manusia, binatang juga memiliki hak-hak kebebasannya. Tanggal 15 Oktober bahkan secara khusus didedikasikan sebagai hari hak asasi binatang.