Sabtu siang ini saya menyempatkan diri menyaksikan cabang olahraga modern pentathlon Asian Games 2018. Perlombaan tersebut berlangsung di SMA Adria Pratama Mulya, Desa Tapos, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang selama 2 hari, tanggal 31 Agustus dan 1 September 2018.
Lokasi perlombaan memang berada di daerah yang kurang strategis dan tidak berada di pusat kota, namun tidak sulit untuk menemukannya. Umbul-umbul Asian Games 2018 yang terpasang di sepanjang jalan cukup membantu saya untuk menuju SMA Adria Pratama Mulya tersebut.
Modern pentathlon terdiri dari beberapa olahraga yakni berenang, anggar, menunggang kuda, serta laser run (berlari dan menembak laser). Pada hari pertama kemarin diperlombakan modern pentathlon untuk wanita, dan pada hari kedua untuk pria.
Lomba hari ini dimulai pukul 11.00, ada 15 atlet dari 8 negara yang mengikutinya yaitu Jepang, China, Kazaktstan, Korea, Kirgizstan, Mongolia, Thailand dan Indonesia. Indonesia hari ini mengirimkan 2 atlet putra yakni Yusri dan F. Harahap.Â
Sekitar pukul 13.30 saya tiba di lokasi. Perlombaan renang sudah selesai dilaksanakan, dan para kontestan tengah bermain anggar. Namun sayang, penonton umum tidak bisa masuk ke gedung tempat berlangsungnya anggar tersebut. Memang gedungnya tidak besar dan saya lihat hanya atlet dan ofisial yang boleh masuk.
Setelah anggar, jadwal berikutnya adalah menunggang kuda dan laser run di mana penonton bisa menyaksikannya. Penonton pun mulai memadati tribun di pinggir lapangan terbuka. Jumlah tempat duduk di tribun terbatas, jadi sebagian besar penonton rela berdiri.
![dok. pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/09/01/20180901-140139-01-5b8ab6b1c112fe66dd570c72.jpeg?t=o&v=770)
Lomba berkuda dimulai pukul 15.30. Jika pada cabang olahraga lainnya seperti bulutangkis atau sepakbola selalu terdengar riuh suara penonton, maka pada olahraga menunggang kuda ini malah sebaliknya.Â
Para penonton dihimbau menjaga ketenangan dan tidak membuat suara gaduh saat atlet dan kuda yang ditungganginya tengah melompat palang satu dan palang lainnya. Kuda sensitif terhadap suara, dan kegaduhan bisa menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
![dok. pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/09/01/20180901-153641-01-5b8ab7586ddcae639659ea02.jpeg?t=o&v=770)
Para atlet tidak melakukan start lari secara bersama-sama, seperti yang biasanya kita lihat pada lomba lari. Urutan start ditentukan dari akumulasi nilai yang telah mereka peroleh dari beberapa cabang olahraga sebelumnya.Â