sudah gaharu cendana pula
sudah tahu bertanya pula
Kemudian ada juga yang disebut dengan talibun, yaitu pantun yang berisi lebih dari 4 baris dalam satu baitnya. Namun jumlah baris haruslah genap, misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya. Jika dalam satu bait terdiri atas 6 baris, maka 3 bait pertama sebagai sampiran dan 3 bait terakhir adalah isi dengan rima berpola /abcabc/. Jika terdiri 8 baris, maka 4 baris pertama adalah sampiran dan 4 baris selanjutnya sebagai isi, rima berpola /abcdabcd/. Berikut contohnya:
kalau anak pergi ke pekan
yu beli belanak pun beli
ikan panjang beli dahulu
kalau anak pergi berjalan
ibu cari sanak pun cari
induk semang cari dahulu
Ada lagi pantun berkait atau pantun berantai. Pantun ini terdiri dari beberapa bait, dimana bait yang satu dengan bait yang lain sambung-menyambung. Baris kedua dan keempat pada bait pertama akan dipakai kembali oleh baris pertama dan ketiga pada bait kedua. Hubungan ini berlaku juga untuk bait ketiga, keempat, dan seterusnya. Ada sebuah postingan yang pernah saya unggah di kanal puisi, yang termasuk sebagai pantun berantai. Berikut penggalan beberapa baitnya:
induk macan beranak lima
di rusia mencari mangsa
selamat malam rekan semua
ijinkan saya berbagi ceritadi rusia mencari mangsa
menuju kutub bertemu rusa
ijinkan saya berbagi cerita
kisah hidup seorang pekerjamenuju kutub bertemu rusa
tanduk lancip bagai trisula
kisah hidup seorang pekerja
mengadu nasib di kota jakartatanduk lancip bagai trisula
rusa menyerang macan pun lari
mengadu nasib di kota jakarta
hidup meradang setiap hari
(selengkapnya bisa baca di sini).
Nah, tentu sangat menarik jika kita belajar mengenai pantun ini apalagi jika dilakukan sambil bercanda bersama dengan teman-teman kita seperti yang dilakukan di group FB Fiksiana. Selain untuk refreshing, juga untuk melestarikan karya satra negeri ini.