Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Ssst, Kuliner ini Piringnya Bisa Dimakan Lho!

7 Januari 2014   02:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:04 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Makan di 'bundo kanduang' saja harus bayar, apalagi bundo angkek. Itu salah satu guyonan yang pernah saya dengar mengenai rumah makan Padang. Ya, memang banyak rumah makan Padang yang bertebaran di kota-kota di Indonesia. Istilah-istilah khas pun digunakan sebagai nama rumah makan tersebut, seperti Bundo Kanduang, Gumarang dan sebagainya. Dan hampir semua orang pasti pernah menikmati makanan Padang yang digolongkan ke dalam 2 kategori, yaitu enak dan enak sekali :D :D.

Berkunjung ke Padang dan kota-kota sekitarnya, maka tak lengkap rasanya jika kita tak mencicipi kuliner dari tanah minang tersebut. Pun saat berkunjung ke Sumatera Barat tahun lalu, saya sempat menikmati beberapa kuliner seperti sate padang, ketupek sayur atau teri balado. Namun ada satu yang belum pernah saya cicipi sebelumnya, dan baru pertama kali saya temui waktu berkunjung di sana.

Siang menjelang sore ketika saya tengah menikmati suasana Jam Gadang di Bukittinggi. Saya baru tiba di kota kelahiran proklamator Bung Hatta ini setelah perjalanan dari Sawahlunto. Sesampainya di terminal Aur Kuning (Bukittinggi), saya langsung makan siang dengan menikmati sate padang. Kemudian saya melanjutkan perjalanan dengan mobil angkutan umum berwarna merah (lupa nomor angkotnya) dari terminal menuju Jam Gadang.

Dengan kondisi perut yang cukup terisi, saya memang tak ada niat untuk kembali makan di Jam Gadang. Namun karena ada beberapa penjual yang menjajakan makanan yang belum pernah saya lihat sebelumnya, saya tertarik untuk mencicipinya. Kebetulan ini bukanlah termasuk makanan berat, jadi tak apalah jika saya mencobanya. Banyak pengunjung yang juga menikmatinya saat itu.

[caption id="attachment_288728" align="aligncenter" width="620" caption="Penjual dan pembeli"][/caption]

Saya mendatangi salah satu penjual dan bertanya ke salah satu pembeli apa nama makanan tersebut. Dijawabnya, ini adalah kerupuk kuah. Ada juga yang menamakannya kerupuk mie. Saya pun ikut memesan kerupuk kuah ini dan memerhatikan (serta memotret) bagaimana ibu penjual menyiapkannya. Si pembeli tadi bertanya kenapa saya memotret kerupuk kuah ini. Saya jawab, saya baru pertama kali melihat ini :D . Proses penyajian kerupuk kuah ini cukup cepat. Dari sebuah kantong plastik, ibu penjual mengambil kerupuk berukuran besar. Lalu di atas kerupuk diolesi atau diguyur dengan kuah kental. Dan akhirnya di atas kerupuk plus kuah tadi, ditambahkan mie (bihun) goreng.

[caption id="attachment_288729" align="aligncenter" width="620" caption="Sedang menyiapkan pesanan"]

1389036540254829371
1389036540254829371
[/caption]

[caption id="attachment_288730" align="aligncenter" width="620" caption="Kerupuk kuah alias kerupuk mie"]

13890365911075206307
13890365911075206307
[/caption]

Di tengah keramaian Jam Gadang, saya menikmati kerupuk kuah ini. Kerupuk yang dijadikan sebagai alas atau piring terbuat dari singkong dengan rasa yang khas. Kuah kentalnya sama seperti kuah yang dipakai untuk sate padang. Pelan-pelan saya nikmati kuliner yang bagi saya agak repot untuk memegang dan memakannya, beberapa bagian dari bihun goreng bahkan sempat terjatuh ke tanah. Dalam beberapa menit, selesailah saya melahap mie, kuah dan juga 'piring' kerupuknya. Minumannya cukup air mineral yang selalu saya bawa dan selipkan di tas ransel.

Yuk, kenali kuliner lezat lainnya di laman blog Daihatsu!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun