Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Potret Pagi di Tanjung Binga

7 November 2013   01:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:30 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari sudah beranjak terang ketika saya sampai di Tanjung Binga, sebuah desa nelayan yang berada di pesisir barat laut Pulau Belitung. Tanjung Binga berjarak sekitar 18 kilometer dari Tanjung Pandan. Pagi itu saya singgah sebentar di desa nelayan tersebut sebelum ke Tanjung Kelayang yang berjarak sekitar 10 kilometer lagi. Nama Tanjung Binga sepertinya jarang disebut pada beberapa referensi di dunia maya yang sempat saya baca sebagai destinasi wisata di Belitung. Informasi mengenai tempat tersebut saya peroleh dari ittinerary yang diberikan oleh Mbak Sash, yang sebelumnya pernah ke Belitung.

Sepeda motor saya kendarai dengan lambat begitu memasuki jalan desa sekitar jam tujuh kurang. Aktivitas jual beli hasil laut terlihat pada satu-dua tempat di tepi jalan aspal dengan lebar sekitar 4-5 meter tersebut. Beberapa mobil pick-up juga terlihat dan siap mengangkut tangkapan para nelayan. Di sebelah kanan jalan, beberapa belas meter di belakang rumah-rumah penduduk, terlihat banyak perahu nelayan yang telah bersandar.

[caption id="attachment_276442" align="aligncenter" width="640" caption="Salah satu aktivitas pagi di  Tanjung Binga"][/caption]

Setelah memarkir motor, saya segera berjalan kaki menuju tempat tersebut. Panggung-panggung kayu berjajar di sepanjang pantai yang sebagian besar dipenuhi oleh ikan-ikan berukuran kecil yang sedang dijemur. Dengan berjalan berhati-hati di atas panggung kayu tersebut, saya mencoba melihat lebih dekat aktivitas yang sedang berlangsung pagi itu. Seorang ibu yang mengenakan caping (penutup kepala) tengah mengatur ikan-ikan untuk dijemur. Biasanya perlu waktu sekitar dua hari agar ikan bisa kering dan siap untuk dijual, demikian kata ibu tersebut kepada saya.

[caption id="attachment_276443" align="aligncenter" width="640" caption="Menjemur ikan"]

1383763703783167339
1383763703783167339
[/caption]

Di belakangnya, ada sebuah bangunan sederhana dan tampak dua ibu lainnya di dalamnya. Keduanya sedang membersihkan ikan-ikan pada keranjang yang dimasukkan ke dalam drum yang berisi air. Jika telah selesai, maka keranjang tersebut diangkat oleh keduanya dan ikan-ikan di dalam keranjang dituang di tempat penjemuran. Ibu yang pertama tadilah yang selanjutnya bertugas mengatur ikan-ikan tersebut sedemikian rupa.

[caption id="attachment_276444" align="aligncenter" width="640" caption="Mencuci ikan"]

1383763754163883802
1383763754163883802
[/caption] [caption id="attachment_276445" align="aligncenter" width="640" caption="Dari keranjang, ikan-ikan dituang ke tempat penjemuran"]
13837638101715052424
13837638101715052424
[/caption]

Saya berpamitan dan meninggalkan tempat tersebut. Dua pria tampak sedang berbincang, sementara di dekatnya terdapat tiga ember berisi penuh cumi-cumi yang telah dibersihkan. Tiba di tepi jalan dimana saya memarkir sepeda motor, saya melihat seorang ibu dengan sepeda kayuhnya yang sedang berjualan makanan. Saya menghampirinya dan membeli tiga bungkus ketan dan dua potong ikan asin goreng sebagai lauk seharga 3 ribu untuk sarapan. Seorang bapak juga sedang menikmati menu yang sama dan kami berdua terlibat obrolan ringan pagi itu.

[caption id="attachment_276446" align="aligncenter" width="640" caption="Tiga ember berisi cumi-cumi"]

1383763918975058927
1383763918975058927
[/caption]

Usai sarapan, saya melanjutkan perjalanan. Baru beberapa menit mengendarai motor, tampaklah dermaga Tanjung Binga di sebelah kiri jalan yang tidak saya lihat (terlewat) pada saat tiba tadi. Saya pun membelokkan sepeda motor menuju dermaga tersebut. Hanya sedikit perahu yang bersandar pada dermaga, mungkin karena hari telah beranjak siang. Pukul 7.15 saya pun meninggalkan Tanjung Binga menuju Tanjung Kelayang.

[caption id="attachment_276447" align="aligncenter" width="640" caption="Dermaga sederhana"]

13837639971012952916
13837639971012952916
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun