Mohon tunggu...
daniel lopulalan
daniel lopulalan Mohon Tunggu... Penulis - Student of life

Belajar berbagi. Belajar untuk terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Sukses Dibalik Kursi Roda: Inspirasi Dari Pak Handry Satriago

18 September 2023   23:00 Diperbarui: 18 September 2023   23:05 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Memberikan sebuah tribute bagi seseorang tentu merupakan sebuah keniscayaan bagi masyarakat yang mendapatkan banyak inspirasi dari sosok tersebut. Sehingga ketika tribute tersebut diberikan pada pak Handry Satriago tentu tidaklah berlebihan. 

Namanya banyak beredar sebagai seorang profesional dan pribadi yang bersahaja dan berprestasi. Seperti kita ketahui beliau menjadi CEO dari GE Indonesia selama bertahun tahun, sampai GE Indonesia sepertinya identik dengan dirinya. Menjadi seorang profesional di sebuah perusahaan asing di Indonesia bukan hal mudah, apalagi sampai di titik puncak karir sebagai CEO. Tentu bukan hanya sekedar kompetensi teknis namun banyak hal lain yang terintegrasi menjadi sebuah kemampuan leadership yang mumpuni.

Namanya menjadi inspirasi karena prestasi yang dicapai tidak hanya dicapai dengan susah payah, namun juga penuh keterbatasan diatas kursi roda yang menemaninya kemanapun. Seperti yang sering diceritakannya pada banyak sharing session yang saya juga ikuti, Keterbatasan itu beliau hadapi sejak remaja. Keterbatasan yang membuatnya hampir putus asa namun atas motivasi dari sang Ayah, Pak Handry mampu bangkit dari kamarnya yang gelap menyongsong tantangan menghadang di depannya. 

"Tidak ada jaminan kamu akan berhasil, tapi kamu pasti gagal jika tidak mencobanya." Kira-kira begitu nasehat sang Ayah yang memberikan dorongan besar buat pak Handry untuk melangkah keluar dan mencoba tantangan di depannya.

Sepertinya memang sosok Pak Handry memberikan inspirasi ke banyak orang. Dia tidak hanya menjadi milik GE Indonesia, tapi juga sudah menjadi milik banyak orang. Setidaknya saya menghadiri 2 sharing session beliau. Satu session di tempat dimana saya bekerja dan 1 session di Universitas Indonesia dimana saya melanjutkan studi. Sharing session beliau tidak pernah membosankan, selalu penuh inspirasi. Dari session di UI itu saya juga baru tahu kalau beliau juga sedang melanjutkan ke jenjang doktoral di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI. Itu saja sudah mengundang decak kagum. Luar biasa. Di tengah segala keterbatasan masih sempat menambah ilmu di jenjang akademis.

Sosok pak Handry memberi banyak insight untuk menghadapi segala keterbatasan yang kita miliki. Ketika kita memiliki segudang alasan terkait fisik, mental, finansial atau apapun yang bisa dijadikan alasan, Kita menjadi tersadar kalau semua alasan itu menjadi alasan yang remeh temeh di hadapan sosok inspiratif seperti Pak Handry.

Sebenarnya dalam setahun terakhir banyak sosok inspiratif yang penuh keterbatasan namun berprestasi dalam bidangnya masing-masing dan mengharumkan nama Indonesia. Putri Ariani yang masuk final America Got Talent. Suara dan kepercayaan dirinya memberikan rasa malu ke banyak dari kita yang memiliki talenta namun belum kita optimalkan dengan segudang alasan. 

Surya Sahetapy, putra dari  artis Dewi Yull dan Ray Sahetapy, yang berhasi lulus dari Rochester Institute of Technology New York dengan meraih 3 penghargaan bergengsi sekaligus. Surya merupakan seorang tuna rungu yang memiliki harat besar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Surya berhasil membuktikan bahwa keterbatasan yang dia miliki bukan sebuah halangan untuk berprestasi.

Pak Handry, Putri dan Surya mengetuk kesadaran kita untuk terus mencoba dan sabar dalam menghadapai segala keterbatasan yang kita miliki. 

Kita juga perlu memberikan penghargaan yang tinggi untuk para orang tua, guru dan saudara yang dengan sabar mendampingi. Tanpa support system yang baik, mustahil kesabaran dan persistensi akan muncul dalam waktu yang panjang. 

Support system yang baik juga bisa jadi menjadi salah satu tugas kita untuk mengangkat orang orang di sekitar kita. Mengangkat "hidden gems", mutiara tersembunyi, mengatasi keterbatasan, melewati penolakan dan pada akhirnya membuka mata banyak orang bahwa mereka bisa. Di tengah segala proses yang serba instan, kita disadarkan untuk membuka mata kita bahwa apapun tugas yang diberikan oleh Sang Kuasa, mari kita jalani dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab.

Selamat Jalan Pak Handry, terima kasih untuk inspirasi hidup yang diberikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun