Popularitas kematian massal marak beberapa bulan terakhir. Ukraina, Kanjuruhan, terakhir Itaewon Korea. Mual untuk membicarakannya karena menyangkut hilangnya nyawa ratusan orang. Semakin mual ketika kita membicarakannya seperti berita lainnya. Penuh sensasi, ingin tahu, dan selanjutnya terlupakan oleh sensasi lainnya. Memang cuma seperti berita yang berisi statistik.Â
Ukraina sudah tidak sensasional lagi sebagai berita, Kanjuruhan mulai dilupakan dan bergeser menjadi kebebalan pengurus sepakbola. Sebentar lagi berita kematian ratusan orang di Korea pun akan sama saja. Biasa saja.
Seperti itukah kita memandang berita. Datar saja. Ini kematian ratusan orang lho. Kok biasa saja.
Kita memang terbiasa untuk tidak merasa atau bagaimana. Atau memang tidak ada yang perlu dirasakan, kan memang gak tersangkut dengan kita secara langsung. Tidak ada saudara, teman yang tersangkut dengan peristiwa ini.
Kematian memang membuat mual apalagi untuk korban yang sekian banyak. Tapi ketika rasa mual itu menjadi sebuah kebiasaan, terbiasa mual. Mual bukan lagi sebuah tanda keprihatinan.
Mual sudah menjadi hal yang biasa saja, seperti mual saat perjalanan jauh, ya biasa saja. Memang harus mual.
Terbiasa dengan berita kematian yang memabukkan memang sering terjadi. Membuat bebal dan buta. Seperti Pemabuk yang terbiasa mabuk dan tidak perlu mempertanyakan kenapa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI