Saat ini kita terpaksa mengurangi mobilitas karena Covid. Produktivitas pun berkurang. Tapi setahun dari sekarang, kita sudah tahu kita bisa hidup tanpa keluar rumah.Â
Produktivitas ternyata bisa tetap tinggi walaupun dengan mobilitas keluar rumah yang minimal.Â
Banyak pekerjaan yang bersifat koordinasi, jasa konsultasi, training, bisa dilakukan dari rumah. Banyak kantor pusat perusahaan tidak perlu ruang kantor lagi. Ruang perkantoran kehilangan konteksnya.
Efek sampingnya, banyak karyawan tidak perlu mobil lagi untuk ke kantor. Macet berkurang. Tidak ada yang terlambat dan berdesakan di angkutan umum dan kereta api.Â
Apakah semua pekerjaan tidak perlu kantor? Tidak juga. Kalau pekerjaan itu terkait erat dengan barang atau produk fisik, Â mungkin bisa jadi berbeda.Â
Misalnya pekerjaan yang terkait desain kemasan, desain baju, rasa makanan, atau testing minuman. Pada satu titik proses, kita mesti memegang, melihat langsung dan merasakan langsung product tersebut. Perlu ada pertemuan fisik untuk itu. Perlu pergerakan manusia secara fisik untuk pekerjaan itu.
Pekerjaan sebagai Distributor, warehousing, retailer dan rantai logistik yang lainnya juga sangat perlu pertemuan fisik. Demikian pula dengan Industri sumber daya alam seperti perminyakan dan pertambangan yang juga perlu mobilitas orang yang tinggi.Â
Jadi mobilitas manusia sepertinya tidak seluruhnya bisa berkurang.Â
Hanya,  saat ini manusia memiliki alternatif untuk berhubungan tanpa harus berpindah tempat.  Manusia  memiliki kemudahan dalam bentuk teknologi telekomunikasi yang lebih terjangkau.Â
Bagaimana dengan faktor budaya yang membutuhkan mobilitas orang ?Â
Hari Raya Lebaran, Hari Raya Imlek, Natal dan Tahun Baru, semuanya sangat mungkin dilakukan tanpa adanya mobilitas orang secara massal. Itu terbukti  di tahun ini. Lebaran virtual banyak dilakukan dimana mana karena terkendala pandemi.