Mohon tunggu...
daniellnonok
daniellnonok Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Saya mahasiswa B-, yang mungkin tak selalu bersinar di atas kertas, tapi tak pernah berhenti belajar, merenung, dan mencari makna di balik perjalanan ini. Nilai boleh menilaimu, tapi jangan biarkan ia mendefinisikanmu.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Yudisium Dua Tahap: Kebijakan yang bijak sana atau hanya pemborosan biaya operasional

13 Desember 2024   11:07 Diperbarui: 13 Desember 2024   11:07 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemborosan Biaya Operasional (sumber : Dibuat menggunakan DALL-E melalui OpenAI)

Yudisium adalah salah satu momen penting dalam perjalanan akademik mahasiswa. Proses ini menjadi penanda bahwa mahasiswa telah menyelesaikan seluruh kewajiban akademiknya dan siap melangkah ke tahap berikutnya, baik itu wisuda, dunia kerja, atau studi lanjut. Namun, kebijakan yang membagi yudisium menjadi dua tahap menimbulkan pertanyaan besar: apakah langkah ini benar-benar efektif, atau justru menciptakan kerugian bagi mahasiswa dan institusi kampus?

1. Hak Mahasiswa yang Terabaikan

Semua mahasiswa memiliki hak yang sama untuk mendapatkan yudisium tepat waktu setelah memenuhi seluruh persyaratan akademik. Namun, kebijakan dua tahap ini tampak memprioritaskan mahasiswa lanjutan, sementara mahasiswa reguler harus menunggu lebih lama. Hal ini tidak hanya memunculkan kesan diskriminasi, tetapi juga berpotensi menghambat mahasiswa reguler yang ingin segera melanjutkan karir atau pendidikan ke jenjang berikutnya.

2. Biaya Operasional dan Administrasi yang Boros

Proses yudisium dua tahap berarti kampus harus mengalokasikan sumber daya lebih banyak, baik dari segi waktu, tenaga, maupun dana. Staf administrasi harus bekerja dua kali lebih banyak untuk memproses dokumen, meningkatkan risiko kesalahan dan memperpanjang waktu penyelesaian. Selain itu, kebijakan ini tidak hanya membebani kampus, tetapi juga mahasiswa yang harus menanggung biaya tambahan akibat penundaan, seperti biaya hidup dan peluang yang hilang.

3. Dampak Psikologis bagi Mahasiswa

Ketidakpastian dan penundaan ini tentu memengaruhi kondisi psikologis mahasiswa. Banyak dari mereka yang merasa kecewa dan tidak dihargai, terutama karena mereka sudah memenuhi kewajiban akademik tepat waktu. Dampak ini dapat menciptakan keresahan di kalangan mahasiswa dan mengurangi kepercayaan terhadap kampus.

4. Citra dan Reputasi Institusi

Kebijakan yang terlihat tidak adil dan tidak efisien ini dapat merusak citra institusi di mata mahasiswa dan masyarakat. Sebagai lembaga pendidikan, kampus seharusnya menjadi contoh dalam menerapkan prinsip keadilan dan efisiensi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun