Mohon tunggu...
Daniel HamonanganSitompul
Daniel HamonanganSitompul Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hobi : Fotograpi

Selanjutnya

Tutup

Games

Teknologi Game Semakin Berkembang: Bagaimana Dampaknya terhadap Individu Manusia?

11 Januari 2024   16:55 Diperbarui: 11 Januari 2024   19:21 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan Video Game dari Masa ke Masa serta Dampaknya terhadap Induvidu


Rasanya, bagi banyak orang, "video game" bukan lagi istilah yang asing didengar, khususnya bagi masyarakat kekinian. Video game yang merupakan hasil dari perkembangan teknologi yang dicapai manusia, telah menjadi medium hiburan yang umum bagi masyarakat modern sejak beberapa dekade terakhir. Ya, video game telah menjadi salah satu opsi hiburan untuk melepas penat bagi masyarakat modern.

Video game disebut sebagai salah satu karya paling revolusioner yang diciptakan oleh manusia. Itu karena dalam video game terdapat banyak aspek yang dimiliki, diantaranya seperti ketangkasan, imajinasi, dan banyak hal lain yang positif yang didapatkan penggunanya.

Sejak pertama kali ditemukan, video game telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal tersebut terjadi seiring dengan kian berkembangnya teknologi dewasa ini. Dalam perjalanan sejarahnya, game mengalami banyak perubahan, mulai dari grafis yang hanya berupa garis dan titik, hingga kini menawarkan sajian visual super realistis. Seperti teknologi lain, video game juga mengalami perkembangan secara bertahap dari waktu ke waktu.

1. Era Awal Kelahiran Video Game di Tahun 1950-an

Sejarah perjalanan video game baru benar-benar dimulai sejak tahun 1950-an. Pada masa tersebut, industri video game telah dimulai berkat kehadiran komputer yang mulai digunakan oleh para peneliti untuk menciptakan video game sederhana. Itu tepatnya dimulai pada tahun 1952 saat profesor Inggris A.S Douglas menciptakan sebuah video game OXO atau juga dikenal sebagai tic-tac-toe, yang merupakan bagian dari disertasi doktoralnya di Universitas Cambridge.

Lalu pada tahun 1958, William Higinbotham juga menciptakan Tennis for Two pada komputer analog besar dan layar osiloskop di Laboratorium Nasional Brookhaven di Upton, New York, Amerika Serikat. Namun, pada era ini, video game hanya dapat diakses oleh kalangan universitas terkait saja. Selain itu, meski game tersebut merupakan video game tahap simulasi yang sangat sederhana, namun hal tersebut menjadi titik awal perjalanan panjang perkembangan game modern.

2. Perkembangan Game Era 1960-an

Pada tahun 1960-an, para ilmuwan semakin gencar dalam mengembangkan video game. Pada tahun 1962, Steve Russell di Massachusetts Institute of Technology menemukan Spacewar!, sebuah video game pertempuran luar angkasa berbasis komputer untuk PDP-1 (Programmed Data Processor-1), kemudian juga komputer yang sebagian besar ditemukan di universitas. Spacewar! Menjadi video game pertama yang dapat dimainkan di beberapa instalasi komputer.

3. Era Terbitnya Fajar Game Konsol Rumah -- Tahun 1970-an

Pada tahun 1967, pengembang di Sanders Associates, Inc., dipimpin oleh Ralph Baer, berhasil menemukan prototipe permainan video multi-pemain, sebuah sistem video game multi-program yang dapat dimainkan di televisi. Hal tersebut dikenal sebagai "The Brown Box".

Baer, yang juga dijuluki sebagai Bapak Video Game, melisensikan perangkatnya ke Magnavox, yang menjual sistem tersebut kepada konsumen sebagai Odyssey, yang merupakan sebuah konsol video game rumahan pertama, tepatnya pada tahun 1972. Hal ini juga menandai awal dari lahirnya industri video game.

3. Kejatuhan Industri Video Game dan Kemunculan Nintendo -- 1980-an

Pada tahun 1983, industri video game Amerika Utara mengalami "kehancuran" besar karena sejumlah faktor, termasuk pasar konsol game yang terlalu jenuh, persaingan dari game komputer, dan kelebihan game yang terlalu berlebihan dan berkualitas rendah, seperti ET yang terkenal , sebuah game Atari berdasarkan film eponymous dan sering dianggap sebagai game terburuk yang pernah dibuat.

Berlangsung beberapa tahun, kehancuran tersebut menyebabkan kebangkrutan beberapa perusahaan komputer rumahan dan konsol video game. Industri rumahan video game mulai pulih pada tahun 1985 ketika Nintendo Entertainment System (NES), yang disebut Famicom di Jepang, datang ke Amerika Serikat. NES telah meningkatkan grafis, warna, suara, dan gameplay 8-bit dibandingkan konsol sebelumnya.

Nintendo, sebuah perusahaan Jepang yang dimulai sebagai produsen kartu remi pada tahun 1889, merilis sejumlah waralaba video game penting yang masih ada hingga saat ini, seperti Super Mario Bros. , The Legend of Zelda , dan Metroid.

3. Transisi Masif Teknologi Video Game -- 1990-an

Di tahun 90an transisi besar-besaran dalam teknologi video game dilakukan terutama pada grafis. Bersamaan dengan itu, di generasi ini, Perusahaan Atari mencoba peruntungannya lagi dengan meluncurkan Atari Jaguar pada tahun 1993. Selain itu, perusahaan lain bernama 3DO merilis konsol gamenya yang bernama 3DO Interactive Multiplayer. Sayanya, sekali lagi Atari gagal memperoleh penjualan yang baik. Nintendo juga ingin melanjutkan kesuksesan masa lalunya dengan menciptakan sebuah konsol 64-bit Bernama Nintendo 64. Salah satu game yang populernya adalah Super Mario 64.

Karena teknologi gaming semakin maju, banyak juga ganre game baru yang bermunculan. Dahulu mungkin tidak terpikir akan ada sebuah game menari dengan nama Dance Dance Revolution. Pada generasi ini juga banyak developer yang merilis game 3D karena spesifikasi mumpuni yang dimiliki oleh Sony PlayStation dan juga Nintendo 64.

4. Era Konsol 128 bit -- Tahun 2000-an

Diawali oleh perusahaan SEGA yang memperkenalkan konsol 128 bit pertama, yakni SEGA Dreamcast yang bekerja pada Microsoft Windows CE. Hal ini sempat membuat SEGA yang pernah gagal dapat eksis lagi di dunia Game. Namun, itu tidak bertahan lama. Tahun 2000, Sony merilis Playstation2 dengan video game 128 bit miliknya dengan DVD player.

Tahun 2001, Microsoft tak mau kalah mengejar, ia meluncurkan konsol game baru yang bernama XBox. Sedangkan Nintendo tetap tidak surut dengan merilis GameCub yang menggunakan cakram optis DVD mini. Selanjutnya, Nintendo juga merilis konsol genggam Gameboy Advance dan Nintendo DS.

Tahun 2004, Sony bersaing dengan Microsoft yang terus berkembang. Pada tahun ini pula Sony merilis PSP (PlayStation Portable). Namun, tahun 2005 Microsoft terus berkembang dengan XBox360. Pada tahun berikutnya, Sony mengeluarkan Playstation3. Pada generasi inilah, pasar didominasi oleh Sony dan XBox.

5. Era Smartphone dan Game Online -- Tahun 2010 hingga Sekarang

Pada era ini, game mulai didominasi dengan game online. Selain itu, konsol sudah bukan lagi pilihan utama bagi para penikmat game. Pada era ini, game mulai dimainkan melalui smartphone sehingga lebih praktis. Selain itu, game online menawarkan grafis super realistis dibanding sebelumnya.  Game online pun terus berkembang hingga saat ini dan memunculkan turnamen-turnamen kejuaraan game dari tingkat nasional hingga internasional.

Dampak dari Bermain Game

Meski merupakan permainan yang menyenangkan dan berfungsi sebagai pelepas penat, namun game tidak lepas dari dampak positif dan negatif yang dimilikinya. Seperti banyak hal lain, sesuatu yang berlebihan dan tidak sesuai porsinya pasti akan menimbulkan dampak yang merugikan. Berikut adalah dampak positif dan negatif yang terjadi akibat bermain game.

1. Dampak Positif

Keberadaan game, khususnya game online saat ini, sebagai medium hiburan memiliki manfaat besar untuk menjaga kesehatan mental lantaran memberi kebahagiaan melalui keseruan permainan yang ada di dalamnya.

Selain itu, game juga dapat membantu melatih otak dan emosi penggunanya. Kemudian, game online juga melatih kerja sama dalam permainan bagi para penggunanya. Tak kalah penting, game online di era kekinian telah melahirkan komunitas sosial baru yang bermunculan di antara sesama penikmat game.

2. Dampak Negatif

Meski memberikan hiburan, namun game juga memiliki dampak buruk yang ditimbulkannya. Salah satunya adalah muncul rasa kecanduan atau ketergantungan terhadap game. Bermain game dengan frekuensi dan intensitas yang besar dapat memberikan efek samping kecanduan dan ketergantungan. Hal ini terjadi lantaran game membuat individu merasa tertantang terus menerus untuk menyelesaikan permainan.

Selain itu, bagi anak-anak yang mengalami ketergantungan pada aktivitas games, akan mempengaruhi motivasi belajar sehingga mengurangi waktu belajar dan waktu untuk bersosialisasi dengan teman sebaya. Jika ini berlangsung terus- menerus dalam waktu lama, maka ia tersebut akan menarik diri dari pergaulan sosial, tidak peka dengan lingkungan, hingga membentuk kepribadian sosial. Akibatnya, anak tidak mempunyai kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.

Oleh karena itu, diperlukan sikap yang bijak dalam bermain game agar individu dapat terhindar dari pengaruh buruk yang ada. Meski demikian, game sebagai media hiburan tetap memiliki pengaruh penting dalam perkembangan teknologi yang telah berhasil diciptakan oleh manusia dari waktu-waktu.

Artikel ini dibuat Achmad Willy Alza Reza, Daniel Hamonangan  Sitompul, Marchelino Wardana, Ananda Tri Baguus Herwanto,Dewo Adji Suryo Kusumo oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dalam mata kuliah Perkembangan Teknologi Komunikasi yang diampu oleh dosen Moh. Dey Prayogo, S.I.Kom., M.I.Kom.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Games Selengkapnya
Lihat Games Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun