Lagi, lagi dan lagi.
Aku tiba dalam sepi,
sontak ada sesuatu tiba-tiba menerjang tanpa mengabari.
Hujan disambut badai hebat datang menghampiri.
Ini bukan tentang hujan.
Ini tentangku, aku yang tak mampu,
menepis bayangmu yang selalu membiaskan lukis dalam genangan tilas tangisan langit.
Bukan, ini bukan hanya sekedar bayangmu.
Ini benar memang kamu.
Kamu yang bukan kamu.
Kamu yang berucap takkan pernah melangkah serong.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!