Mohon tunggu...
Jerremiah P
Jerremiah P Mohon Tunggu... Freelancer - Who am i?

Hanya sekedar mencoba, kalah atau menang adalah takdir yang tak terelakkan...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bunuh Diri? Tunggu!

11 Januari 2020   06:00 Diperbarui: 11 Januari 2020   06:12 6251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: asiandelight

Pertanyaan yang lebih besar selama beberapa kali mencoba bunuh diri adalah ; Apakah saya mau dikenang sebagai orang yang mati karena menyerah?

Pada kenyataannya saya bukanlah William Shakespeare, bukan pula Leonardo Da Vinci. Hidup saya saja tidak memberikan perubahan apa - apa pada dunia, apalagi mati saya. Lalu, ketika saya mati masalah tidak hilang dengan sendirinya.

Mungkin saja saya tidak mencintai saudara - saudara saya. Mungkin mereka juga tidak mencintai saya. Tapi bukankah dengan kematian saya, beban yang tadinya saya tanggung sendiri kini menjadi beban mereka?

Kalau tadinya mereka mencintai saya. Dengan kematian saya, hidup mereka menjadi susah karena beban yang saya tinggalkan. Itukah yang saya mau untuk orang -- orang yang selalu ada ketika saya ingin menemukan solusi ketika bermasalah.

Jika mereka membenci saya, bukankah dengan kematian yang memberi beban akan membuat mereka akan semakin membenci saya. Tidakkah saya mau mati sebagai orang yang dicintai setidaknya oleh darah dagingnya sendiri?

Kalau saya mencintai mereka. Jelas saya tidak akan bunuh diri. Kalau saya membenci mereka, bukankah saya akan meninggalkan rasa bersalah pada diri mereka yang akan menyiksa mereka sepanjang hidupnya? Apakah itu hukuman pantas untuk ketidaktahuan mereka?

Tidak cukup sampai disana. Bagaimana dengan mimpi. Bukankah saya punya mimpi besar. Untuk membuktikan hidup saya kepada orang - orang bahwa pada satu titik saya dapat melakukan yang berguna.

Dengan mati, bunuh diri, bukankah saya akan mempermalukan diri saya sendiri yang dengan cita -- cita hendak membungkam mulut orang - orang yang menyakiti saya.

Artinya, mati dengan bunuh diri tidak pernah menjadi jawaban atas masalah apapun yang saya hadapi di dunia ini.

Sebab saya tahu. Di dunia ini masih ada orang yang membutuhkan saya. Setidaknya, ada mimpi saya yang menuntut untuk diwujudkan sebelum nafas terakhir saya lepaskan dari tubuh ini.


Saya mau bunuh diri? Tunggu dulu...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun