Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tentang Cara Penulisan Nama Orang dan Perubahan Sistem Ejaan

12 Juni 2015   11:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:05 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ini Surat Pembaca di Harian Kompas, 11/06/2015:

 

Sukarno atau Soekarno?

Pada beberapa hari terakhir masyarakat dan pers ramai membicarakan kesalahan Presiden Joko Widodo kala menyebut Bung Karno, penggali Pancasila, lahir di Blitar. Padahal, Bung Karno lahir di Surabaya. Sebuah kesalahan pikir yang bisa dipahami, mengingat masih ada sejumlah buku referensi yang menulis begitu.

Kesalahan lain yang paling banyak terjadi adalah penulisan nama Bung Karno atau Sukarno menjadi Soekarno (pakai /oe/). Padahal, sejak 1947 Bung Karno sudah menyatakan ia mematuhi ejaan Suwandi atau Ejaan Republik, yang mengganti /oe/ (warisan Charles Adriaan van Ophuijsen) menjadi /u/, sehingga Soekarno menjadi Sukarno.

Suwandi adalah Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan era Kabinet Syahrir III (1946-1947) yang merevisi ejaan Ophuijsen. Sampai kemudian Ejaan Republik ini diperbarui tahun 1972, dengan sebutan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.

Bung Karno juga menegaskan ini kepada Cindy Adams, sehingga dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia juga tertulis Sukarno, bukan Soekarno. Kepada Dullah dan Lee Man Fong, redaktur buku Lukisan-lukisan dan Patung-patung Koleksi Presiden Sukarno (terbit terakhir 1964), Bung Karno juga menegaskan hal yang sama. ”Namun, untuk tanda tangan di buku ini, aku akan tetap menulis dengan Soekarno, pakai oe! Ini untuk mengingatkan bangsaku atas tanda tanganku dalam teks proklamasi,” katanya

AGUS DERMAWAN T, KELAPA GADING PERMAI, JAKARTA UTARA

 

----

Ini tanggapan saya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun