Selain suka mengabaikan dan memutarbalikkan fakta, gerombolan pembenci Ahok sering sekali berhalusinasi mengharapkan yang jelek-jelek dari Ahok.
Salah satu pentolan mereka di dunia nyata adalah Wakil Ketua DPR dari Partai Gerindra Fadli Zon, yang saking bencinyakepada Ahok sampai berdoa kepada Tuhan agar Ahok segera pakai rompi oranye KPK.
Sangat tepat sindirian yang disampaikan oleh Sentilun dan Cak Lontong kepada Fadli Zon atas doanya yang unik itu, di salah satu acara Mata Najwa beberapa waktu lalu. Kata Sentilun:
“Saya cuma mau tanya saja, ya. Saya ini kan orang yang beragama. Katanya, orang yang berdoa itu berdoa yang baik-baik? Lha, sampeyan mendoakan supaya orang mengenakan rompi oranye?“
Lalu, Cak Lontong pun menimpali, katanya:
“Yang nama mendoakan itu, kansesuai dengan kapasitas. Kalau orangnya baik, mendoakan orang baik. ... Maksud saya sesuai dengan kapasitas. Kalau orang baik, mendoakan orang lain menjadi baik. Kalau mendoakan orang lain tidak baik, mungkin orang itu sadar bahwa dia sendiri tidak baik ....”
Demikianlah gambaran akutnya level halusinasi para pembenci Ahok di dunia nyata, sedangkan kalau di dunia maya, lebih parah lagi. Salah satu tokoh idola mereka di Twitter adalah mantan Menteri Pemuda dan Olah Raga Roy Suryo, yang hobinya mengfitnah Ahok dan Jokowi, dan suka memamerkan kekonyolannya di akun Twitter-nya, sehingga kerap menjadi bahan tertawaan dan obyek bully oleh para netizen, tetapi sangat sigap memblokir semua akun yang tidak sepaham dengannya.
Sedangkan di Kompasiana, salah satunya adalah si tuyul bernama Revaputra “Angry Bird” Sugito. Kenapa Angry Bird ini layak disebut tuyul? Padahal dia sendiri yang mempelopori julukan “tuyul” ini yang ditujukan kepada para kompasiner pro-Ahok, termasuk yang sudah terverifikasi?
Karena, bukankah salah satu ciri khas tuyul ialah tidak diketahui wujud dan identitas sebenarnya, dan bisa berwujud macam-macam, termasuk berwujud seekor burung merah? Ia berlindung di balik identitasnya sebagai tuyul berwujud “burung merah pemarah” lengkap dengan nama samarannya itu, tidak berani diverifikasi supaya diketahui wujud dan identitas aslinya. Selain burung, bisa juga tuyul mengubah wujudnya seperti onta, dan lain sebagainya.
Hari ini si tuyul Angry Bird memperlihatkan bahwa tingkat halusinasinya sudah semakin parah saking terus-menerus mengharapkan Ahok dijadikan tersangka oleh KPK, tetapi terus-menerus tak pernah terwujud itu. Sampai-sampai saat ada dua pimpinan KPK melakukan kunjungan kerjanya ke Seoul, Korea Selatan, hanya gara-gara waktunya bertepatan dengan kunjungan Presiden Jokowi ke sana, ia langsung berhalusinasi keberangkatan mereka ke Korea Selatan itu ada kaitannya dengan akan ditetapkannya Ahok sebagai tersangka oleh KPK.
Padahal Pelaksana Harian Kabiro Humas KPK, Yuyuk Andriati sudah secara resmi mengklarifikasikan bahwa keberangkatan Ketua KPK Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan itu merupakan kunjungan kerja KPK ke Korea Selatan dalam rangka penandatangani nota kesepahaman dengan lembaga pemberantasan korupsi di Korea Selatan (The Anti-Corruption & Civil Rights Commission), yang sudah dijalin sejak 2006.