[caption caption="Tumpukan kabel-kabel bekas yang menyumbat saluran-aluran air di kawasan Medan Merdeka Selatan dan sekitarnya (detik.com)"][/caption]
Jika sekarang ini, Jakarta bebas banjir, apakah semua orang (Jakarta) senang?
Jawabannya, tidak!
Mereka yang tidak senang jika Jakarta bebas banjir, demikian juga jika Jakarta bebas macet, sekarang, itu dikarenakan mereka termasuk kaum pembenci Ahok secara subyektifitas tingkat tinggi. Apapun hasil positif yang diperoleh dari pembangunan Jakarta, pasti akan disambut dengan perasaan tidak senang oleh kaum ini. Semakin Ahok sukses membangun Jakarta, semakin mereka tidak suka, semakin benci pada Ahok.
Jadi, kaum ini sesungguhnya tidak perduli dengan kesejahteraan dan kebahagiaan Jakarta jika pemerintahnya sukses membangun, semata-semata karena kepala pemerintahnya adalah Ahok. Orang yang paling dibenci secara subyektifitas super tinggi se-Indonesia.
Sebaliknya, kaum ini akan super senang, maunya bikin pesta besar-besaran, jika pemerintah gagal membangun Jakarta, gagal mengatasi kemacetan, dan gagal mengatasi banjir. Semakin rakyat Jakarta menderita, semakin senanglah mereka. Semata-mata karena kepala pemerintahnya adalah Ahok.
Bilamana perlu perlu melakukan sabotase, agar Ahok gagal dalam membangun Jakarta.
Beberapa waktu lalu, Ahok pernah mengatakan di kawasan tertentu di Jakarta seharusnya sudah bebas banjir, atau kalau masih banjir pun sudah tidak signifikan. Di antaranya di kawasan Ring-1, di kawasan Medan Merdeka Selatan, yang merupakan kawasan lingkungan Istana Merdeka, tempat tinggal dan kerja Presiden Jokowi. Jadi, jika masih ada banjir lagi, ia menduga ada hambatan atau ada sabotase.
Hal ini terakhir kali dilontarkan pada 9 Februari lalu, tetapi langsung mendapat respon negatif dari pihak-pihak yang selama ini memang tidak suka dengannya. Salah satunya dari kalangan DPRD DKI yang biasanya memang paling cepat merespon negatif hampir setiap pernyataan dan tindakan Ahok.
Saat Ahok bilang, jika kawasan Medan Merdeka Selatan masih juga banjir, maka ia  curiga ada yang melakukan sabotase, kalangan DPRD DKI Jakarta pun langsung mengecam pernyataannya itu. Di antaranya dari Wakil Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, dari Fraksi PKS, Rois Hadayana Syauqie.
Dia bilang, seharusnya Ahok sebagai kepala daerah di ibu kota harus membuktikan, jangan bicara tanpa bukti dan data yang jelas soal banjir. Saya rasa ini bukan pembelajaran yang baik buat seorang Gubernur," katanya di Jakarta, pada 12 Februari lalu. Isu banjir, karena sabotase adalah pernyataan yang tidak pantas, katanya waktu itu (Republika.com).