[caption id="attachment_303788" align="aligncenter" width="546" caption="Suryadharma Ali mendukung pencapresan Prabowo Subianto sekaligus deklarasikan koalisi PPP-Gerindra dalam jumpa pers di DPP PPP, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (18/4/2014). Kompas.com/ Amranie Nadia K.M"][/caption]
Apakah benar, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon sampai berani mati mengatai Prabowo Subianto seperti judul artikel ini? Kalau sampai benar Fadli Zon berani mengatai Ketua Dewan Pembina partainya seperti itu, pasti Prabowo bukan terharu, tetapi Fadli Zon mungkin sudah remuk dihajar mantan Danjen Kopassus yang dikabarkan bertemperamental tinggi itu.
Lalu, kenapa saya membuat judul artikel seperti ini?
Sebetulnya ini hanyalah semacam plesetan saja dari berita yang sebenarnya.
Berita yang sebenarnya adalah, hari ini, Jumat, 18 April 2014, Partai Gerindra dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) telah resmi berkoalisi. PPP mendukung Prabowo maju sebagai capres di Pilpres 2014 ini. Nah, di dalam kesepakatan koalisi yang diikrarkan oleh Prabowo Subianto bersama Ketua Umum PPP Suryadharma Ali mereka menyatakan bahwa dalam koalisi itu tidak ada perjanjian bagi-bagi kursi, baik kursi calon wakil presiden, maupun kursi menteri.
“Dukungan ini tanpa kondisi apapun, PPP tidak mensyaratkan posisi sebagai cawapres atau mendapat kedudukan menteri apabila Prabowo (Bakal Calon Presiden Gerindra Prabowo Subianto) memenangkan kompetisi pada pilpres yang akan datang," kata Ketua Umum PPP Suryadharma Ali dalam konferensi pers di Kantor DPP Gerindra, Jakarta, Jumat (18/4/2014) sore.
Prabowo membenarkan pernyataan Suryadharma Ali itu, dia bahkan bilang sampai terharu ada partai yang mau berkoalisi dan mendukung pencapresannya dengan ikhlas.
"Saya ingin sampaikan rasa terharu saya atas keperecayaan yang disampaikan oleh Suryadharma Ali dan PPP yang menyatakan dukungannya tanpa kondisi apapun," kata Prabowo.
Menurutnya, apa yang diputuskan oleh PPP tersebut merupakan sesuatu yang langka di tengah politik transaksional saat ini. Dia menilai, apa yang dilakukan oleh PPP ini harusnya ditiru oleh parpol-parpol lainnya.
“Saya kira ini tradisi politik alam, dukungan yang diberikan ini untuk kepentingan bangsa negara. PPP sudah menunjukkan sikap kenegarawanan, komitmen kebaikan untuk negara dan bangsa di atas kepentingan kelomnpok dan golongan. Ini harus ditiru partai-partai lain, " ujar Prabowo (Kompas.com).
Pernyataan Prabowo ini cukup mengherankan.
Sebab jauh-jauh hari sebelumnya (sehari setelah Pileg) justru bakal capres dari PDIP-lah, yaitu Jokowi yang pertama kali melontarkan ikrar untuk melakukan koalisi tanpa kesepakatan bagi-bagi kursi, sebagaimana yang selama ini terjadi di setiap Pemilu. Ikrar Jokowi ini kemudian direalisasikan bersama Partai Nasdem (Surya Paloh) ketika terjadi kesepakatan koalisi antarpartai mereka, pada Sabtu, 12 April lalu. PDIP dan Nasdem sepakat melakukan koalisasi tanpa kesepakatan bagi-bagi kursi dalam bentuk apapun.
Pada kesepakatan itu, Jokowi berkata, "Kita mempunyai sebuah platform yang sama. Ini yang ingin kita bangun ke depan. Kemudian juga membuang jauh-jauh karakter transaksional, karakter bagi-bagi kursi, karakter bagi-bagi menteri. Kami, PDIP dan Nasdem setuju dengan itu," kata Jokowi di kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Sabtu (12/4/2014) (Kompas.com)
Kok, bisa baru sekarang (Jumat, 18/04/2014), Prabowo memuji PPP seperti itu, dan menyerukan kepada partai-partai lain untuk menirunya? Kelihatanlah sekarang, siapa yang meniru dan siapa yang ditiru?
Keesokan harinya setelah ikrar koalisi PDIP-Nasdem itu, Fadli Zon langsung meresponnya. Seperti biasa, dia pun melontarkan komentar sarkastisnya yang ditujukan kepada Jokowi.
Menurut Fadli Zon ketika itu, bagi-bagi kursi di dalam koalisi partai politik di pemerintahan itu merupakan hal yang wajar. Dia justru mempertanyakan sikap partai yang tidak ingin berbagi kursi di dalam pemerintahan.
“Kalau tidak bagi-bagi kursi, terus mau dimakan sendiri? Kalau tidak bagi-bagi kursi, omong kosong itu!” kata Fadli saat dihubungi Kompas.com, Minggu (13/4/2014).
Sekarang, apa yang Fadli cemoohkan itu dilakukan secara terang-terangan oleh Partai Gerindra yang diwakili langsung oleh Ketua Dewan Pembinanya sendiri, Prabowo Subianto, bersama dengan PPP (Suryadharma Ali). Maka, jika Fadli konsisten dengan pernyataannya itu, bukankah berarti sama saja dengan dia menilai Prabowo Subianto juga sama omong kosongnya dengan Jokowi? Koalisi tanpa bagi-bagi kursi? Apa Prabowo mau makan sendiri, tuh?
Mungkin sebentar lagi, Fadli Zon akan bikin puisi mengenai sikap Prabowo ini.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H