Heboh curhat keprihatinan mantan Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dicurahkan kepada publik, pada 1 Februari 2017 lalu, melalui konferensi pers khusus untuk itu, selama sekitar 20 menit (ditranskrip menjadi 5 lembar kertas A4), karena merasa dirinya disadap, mengingatkan kita kepada terungkapnya peristiwa Jokowi yang pernah mengalami penyadapan, ketika ia menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Bedanya, jika SBY diduga mengalami paranoid dengan merasa dirinya selalu disadap, maka apa yang pernah dialami oleh Jokowi itu adalah benar-benar pernah terjadi.
Kejadiannya pada 2013, di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta yang ketika itu dijabat oleh Jokowi, dan baru diketahui publik pada Februari 2014. Pemberi informasinya adalah Sekjen PDIP ketika itu, Tjahjo Kumolo.
Ketika itu, menurut Tjahjo Kumolo, pihak keamanan di rumah pribadi Megawati Soekarnoputri pernah menangkap orang yang mencoba melakukan penyusupan.
Sedangkan Jokowi sendiri mengaku sempat merasa curiga adanya alat-alat penyadap yang dipasang di rumah dinasnya itu sekitar Juni 2013, lalu pada Desember ia laporkan kepada PDIP.
Dari kejadian itulah lalu diadakan penyisiran dengan alat detektor di kantor PDIP hingga ke rumah-rumah petinggi dan pejabat PDIP, salah satunya rumah dinas Gubernur DKI Jakarta Jokowi.
Di rumah dinas Jokowi itu, setelah diperiksa dengan alat detektor, ditemukan alat-alat penyadap yang bisa merekam suara dan gambar itu dipasang di ruang tamu, ruang tamu pribadi, dan ruang makan yang lebih sering digunakan sebagai ruang rapat.
Meskipun demikian Jokowi tidak pernah mengungkapkan hal tersebut kepada publik, yang memberitahu pertama kali kepada wartawan tentang hal itu adalah Tjahjo Kumolo.
Ketika dikonfirmasikan pertama kali kepada Jokowi, pada Februari 2014, Jokowi membenarkan informasi tersebut, tetapi dia bersikap sangat santai menghadapinya, dan tidak mempersoalkannya lagi. Ia malah heran, untuk apa ia disadap, karena tidak punya rahasia apapun yang bisa dimanfaatkan oleh penyadapnya.
“Selalu positive thinking, nggak akan mencurigai siapa-siapa, tetapi pada waktu itu, Desember, saya laporkan ke Partai. Itu aja, udah,” jelas Jokowi ketika pertama kali dikonfirmasi wartawan.
“Kaget nggak, Pak, ketika tahu disadap?”, tanya seorang wartawan perempuan.