Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Napak Tilas Penyaliban Yesus pada Kasus Ahok

11 Mei 2017   22:07 Diperbarui: 12 Mei 2017   17:05 3131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: Face Book Daniel Mananta)

Meskipun sesungguhnya tak bisa dibandingkan, tetapi perjalanan kasus penistaan agama yang menimpa Ahok sampai divonis 2 tahun penjara oleh Majelis Hakim itu ada persamaannya dengan kisah penyaliban Yesus Kristus.

Saat Yesus ditangkap dan dihukum oleh pengadilan Romawi di Yerusalem, Ia sedang melayani umat manusia untuk kebaikan dunia dengan ajaran-ajaranNya, yang pada intinya mengenai kasih yang agape (cinta yang tidak mementingkan diri sendiri, atau cinta tanpa batas, atau cinta tanpa syarat) dan keselamatan surgawi.

Yesus ditangkap dan dihukum atas kehendak dan desakan para ahli Taurat (kitab suci agama Yahudi) dan orang-orang Farisi yang dipimpin oleh Imam Besar Hanas dan Kayafas.

Dengan menghasut masyarakat Yahudi di ibu kota Israel ketika itu, Yerusalem, para ahli Taurat dan orang Farisi  berhasil mengumpulkan massa dalam jumlah yang besar untuk memaksa penguasa Yerusalem menghukum Yesus.

Kaum Farisi sendiri berasal dari golongan Hasidim, yaitu golongan yang menganggap diri mereka sebagai golongan orang paling saleh dalam beragama, sehingga merasa berhak menghakimi orang lain yang tidak menjalankan ajaran agama sebagaimana yang mereka sampaikan.

Para ahli Taurat dan orang Farisi marah dan dendam kepada Yesus karena menganggap Yesus telah menistakan agama Yahudi dengan menyebarkan ajaran-ajaran sesat yang tidak sesuai dengan apa yang mereka ajarkan selama ini dari Kitab Taurat, di antaranya yang terutama tentang pengakuan Yesus sebagai Anak Allah dan Mesias.

Selain itu, Yesus juga kerap mengecam cara hidup mereka yang tidak sesuai dengan apa yang mereka ajarkan tentang agama kepada masyarakat; mereka minta dihormati sebagai pimpinan masyarakat/agama, tetapi cara hidup sehari-harinya tidak seperti yang mereka ajarkan itu, sehingga tak patut diteladani.

Mereka beribadah supaya terlihat saleh oleh banyak orang, bukan kesalehan yang murni muncul dari hati nuraninya.

Cara hidup mereka bertentangan dengan prinsip-prinsip kehidupan yang diajarkan Yesus, mengenai beribadah (bukan untuk dipamerkan), kepimpinan (harus menjadi pelayan dan menjadi teladan yang baik bagi masyarakat), cara berdoa (tidak untuk dipamerkan supaya dipuji sebagai orang saleh), maupun keperdulian terhadap kehidupan sosial masyarakat.

Yesus pun mengibaratkan perilaku para ahli Taurat dan Farisi itu seperti kuburan yang dilabur putih. Dari luar terlihat putih bersih, tetapi di dalamnya berisi tulang belulang, belatung, dan berbagai jenis kotoran.

Oleh karena itu, Yesus selalu ingatkan kepada para murid dan pengikutNya dengan perkataan ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun