[caption id="attachment_201628" align="aligncenter" width="186" caption="Cover DVD Film ICAC, I Corrupt All Cops. Kisah perjuangan dan ketegaran ICA melawan institusi polisi yang paling korup (Sumber: Pribadi)"][/caption]
ICAC (Independent Commission Against Corruption) adalah sebuah komisi khusus pemberantasan korupsi yang didirikan di Hongkong pada 15 Februari 1974. Sebelum ICAC ada, Hongkong dikenal sebagai salah satu negara yang paling korupsedunia. Semua lapisan masyarakat di Hongkong pada waktu itu nyaris tidak ada yang terbebas dari praktek korupsi dan suap. Semua dilakukan dengan terang-terangan. Tertama sekali dilakukan oleh instansi Kepolisiannya. Kepala Polisi dan para bawahannya bekerja tidak ada bedanya dengan cara kerja mafia yang sebenarnya.
Setelah tiga tahun bekerja ICAC mencatat prestasi yang luar biasa. Mengubah kultur Hongkong yang penuh dengan praktek suap dan korup di segala lapisan masyarakat, menjadi negara paling bersih ke-13 di seluruh dunia (Indeks Persepsi Korupsi Tahunan Transparency International 2010). Menjadikan ICAC sebagai model bagi komisi serupa di negara lain, termasuk Indonesia dengan KPK-nya.
Salah satu tokoh kunci keberhasilan luar biasa itu adalah Tony Kwok Man-wai, yang telah bekerja di ICAC sejak 1975 (setahun setelah ICAC berdiri), dan pensiun pada 2002 dengan jabatan terakhir Deputi Komisaris dan kepala Operasi ICAC.
Ada sebuah film produksi Hongkong yang berjudul I Corrupt All Cops (2009), yang kalau disingkat menjadi ICAC juga. Menceritakan tentang praktek korupsi yang sangat luar biasa di kepolisian Hongkong di periode tahun 1963 – 1973 (di bawah pemerintahan koloni Inggris). Pungutan liar, suap, pemerasan, beking, perdagangan narkoba, kongkalikong dengan pengusaha kaya, dan lain-lain, dilakukan oleh 90 persen polisi Hongkong. Mulai dari yang pangkat terendah sampai dengan pangkat tertinggi sudah merupakan suatu kelaziman. Bahkan membunuhpun bisa dilakukan dengan gampang.
Film ini juga kemudian menceritakan awal mula berdirinya ICAC (Independent Commission Againts Corruption), ketua ICAC yang pertama, perekrutman anggota-anggota pertamanya yang semuanya anak-anak muda, awal sepak terjang mereka memerangi polisi-polisi Hongkong yang korup, teror, sampai pada pembunuhan yang mereka dapatkan.
Jadi, di film ini ICAC bisa berarti singkatan dari I Corrupt All Cops, juga bisa berarti kepanjangan dari Independent Commission Againts Corruption. Sekarang, tentu saja, kepanjangannya yang benar tinggallah yang kedua. Karena di Hongkong nyaris tidak ada lagi polisi yang korup.
Dianalogikan dengan Indonesia saat ini, KPK-nya bisa singkatan dari yang sebenarnya, yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi, atau diplesetkan menjadi Komisi Pelindung Koruptor (khususnya yang dari dalam lingkaran kekuasaan). Kepanjangan mana yang sesuai dengan kenyataan nantinya? Tergantung nanti dari kinerja dan keberanian KPK dalam menjalankan tugasnya.
Seharusnya, KPK bukan hanya meniru ICAC secara institusinya saja, tetapi juga sistem kerjanya, mekanisme peraturan hukum yang menaunginya (diatur dalamkonstitusi), dan tidak kalah pentingnya adalah KPK juga harus bisa meniru keberanian dengan nyali besar dari ICAC. Terutama ketika berhadapan dengan koruptor-koruptor kelas paus yang berada di dalam lingkaran penguasa.
Baru-baru ini saya sudah menonton film I Corrupt All Cops ini. Apa yang digambarkan dalam film ini tentang praktek mafia korupsi di kepolisan Hongkong itu benar-benar mencegangkan jahatnya. Nyaris tak ada bedanya dengan mafia. Sulit dipercaya itu pernah benar-benar terjadi.
Dalam wawancaranya dengan Professor Kwok, majalah Tempo mengajukan pertanyaan di akhir wawancara itu: “Ada film I Corrupt All Cops, yang menceritakan tentang korupsi di Kepolisian Hongkong dan kemunculan ICAC. Apakah cerita film itu nyata?
Professor Kwok menjawab: “Semua itu betul ...”
“Dulu, ada polisi yang ketika bangun dari tidurnya, kaget, tidak menemukan ranjangnya. Ternyata seisi kamarnya itu telah penuh dengan uang. Sampai-sampai ranjangnya tidak kelihatan. ..”
*
Film dibuka dengan gambaran sekilas kebiasaan polisi-polisi Hongkong di kala itu yang dengan seragam lengkap melakukan pungutan liar secara terang-terangan, dengan menggunakan topi mereka sebagai wadah di mana uang pungli itu harus ditaruh.
Kemudian ada adegan pembunuhan. Beberapa polisi datang. Tetapi dengan mudah diselesaikan begitu saja oleh para pembunuhnya dengan menyuap polisi-polisi itu. Korban pembunuhan itu direkayasa sebagai korban bunuh diri.
Fokus cerita pada aksi-aksi yang dilakukan oleh Kepala Polisi Hongkong, Chief Inspector Lak Chui (Tony Leung Ka Fai), bersama dengan beberapa kaki tangannya, Unicorn Tang (Anthony Wong), Gale Chan (Eason Chan), dan Gold (Wong Jing). Semua kaki tangannya itu polisi bawahan Inspektur Lak Chui, kecuali Gold. Gold adalah seorang pengusaha besar yang sangat royal menyuap polisi. Sebagai imbalannya dia pun dibekingi oleh Inspektur Lak Chui dan para anak buahnya. Saking dekatnya Gold dengan Inspektur Lak, polisi-polisi Hongkong pun takut dengannya.
Geng mafia berseragam polisi ini membuat Hongkong seperti kerajaan mereka saja. Mereka hanya takut kepada pemerintah Inggris di London. Tetapi lama-kelamaan, Inspektur Lak yang mengira dia sudah benar-benar menguasai Hongkong dengan kedudukan dan uangnya, berani dan mempermalukan utusan polisi dari London, Kolonel Charles Sutcliffe di depan para anakbuahnya. Padahal Kolonel Sutcliffe diutus London untuk mengawasi para petinggi polisi di Hongkong, termasuk Inspektur Lak.
Dia mengira semua orang bisa ditaklukkan dengan uang.
Kepada atasannya yang berkebangsan Inggris, Inspektur Lak meny
atakan ketidaktakutannya terhadap Kolonel Sutcliffe. Dia yakin sang Kolonel bukan pengecualian dari polisi yang juga bisa disogok. “Apakah ada kucing yang tidak mau makan ikan?!” Katanya dengan sombong.
Dari kejadian inilah antara lain awal bencana dari kerajaan geng mafia Inspektur Lak, dan semua polisi bejat lainnya sejenis dia. Sekaligus menjadi titik tolak berdirinya ICAC.
Selain sangat sarat dengan praktek mafia yang bergelimangan uang haram, polisi Hongkong di kala itu juga terbiasa dengan melakukan kekerasan dan penyiksaan di luar batas kemanusiaan demi memperoleh tersangka dari suatu kasus kejahatan.
Apabila mereka gagal menemukan pelaku sebenarnya. Mereka akan mencari korban siapa saja untuk direkayasa, dipaksa, dan disiksa sampai mengaku sebagai pelakunya. Diantara korban-korban seperti itu ada seorang mahasiswa bernama Bong (Lik Sun Fong). Dia ditangkap dan disiksa dengan cara digantung dengan kepala di bawah dan dipukuli sampai berdarah-darah. Supaya mau mengaku sebagai pelaku kejahatan yang tidak pernah dilakukan.
Bong akhirnya dapat diselamatkan, setelah ibunya datang ke kantor polisi berlutut meminta-minta ampun kepada Unicorn untuk melepaskan anaknya itu. Unicorn menyerahkannya kepada seorang polisi tua yang istrinya bersaudara dengan Ibu Bong. Lewat dialah mereka menemui Gold, supaya polisi itu mau melepaskan Bong.
Ketika Bong akhirnya dilepas dengan wajah bengkak-bengkak penuh darah. Dia sempat berkata kepada polisi yang menyiksanya: “Suatu ketika kalian semua akan kupenjarakan!”
Kelak kemudian Bong membuktikan sumpahnya itu. Ketika ICAC didirikan pada 15 Februari 1974, dan membuka lowongan kerja, dia menjadi salah satu pelamarnya, dan diterima.
[caption id="attachment_201635" align="aligncenter" width="339" caption="kita sekarang ini sedang menciptakan suatu revolusi. Suatu hari kelak ICAC akan dihormati oleh semua orang di Hongkong (Repro dari adegan film ICAC)"]
ICAC yang didirikan atas prakarsa Gubernur Hongkong pada waktu itu, Sir Crawford Murray MacLehose, langsung bergerak dan menangkapi satu per satu polisi korup bersama kaki-tangannya. Tak terkecuali Inspektur Lak dan kawan-kawannya.
Salah satu adegan yang menarik dalam film ini adalah ketika Inspektur Yin (Bowie Lam) Ketua ICAC, menarik sebuah kursi di hadapan semua anggota pertama ICAC, dan berkatakepada mereka semua:
“Ini adalah kursi pertama di ICAC, dan kalian semua adalah pegawai pertama dari ICAC. Saya adalah Ketua pertama ICAC. Kalian semua harus menghargai saya, dan juga harus menghargai diri kalian masing-masing. Kalian akan berhadapan dengan godaan, ancaman, serangan, dan bahaya. Keluarga kalian juga akan dijadikan sasaran. Pekerjaan ini sangat berbahaya. Saat ini kalian akan dibenci banyak orang. Namun saya beritahukan kepada kalian bahwa kita bukan hanya memerangi polisi yang korup. Tetapi juga menghapuskan kultur masyarakat yang penuh dengan korupsi. Ini adalah suatu peperangan yang besar. Oleh karena itu memerlukan pengorbanan. Kita bukan petugas yang sempurna. Namun kita sekarang ini sedang menciptakan suatu revolusi. Suatu hari kelak ICAC akan dihormati oleh semua orang di Hongkong”.
Waktu kemudian membuktikan bahwa ICAC bukan hanya dihormati oleh semua orang di Hongkong, tetapi juga dunia mengakui dan menghormatinya. Banyak negara pun menjadikan ICAC sebagai percontohan untuk membentuk komisi serupa di negaranya masing-masing. Termasuk Indonesia dengan KPK-nya.
Ketika pertamakali menjalankan tugasnya, ICAC memang mendapat tantangan-tantangan yang sangat berat. Ancaman pun datang bertubi-tubi pada pegawai-pegawai ICAC yang semuanya terdiri dari anak-anak muda yang belum berpengalaman. Tidak terkecuali keluarganya. Bahkan ada pegawai ICAC yang tidak tahan sampai menderita gangguan jiwa. Beberapa di antara pun memilih mundur. Keluar dari ICAC. Tidak terkecuali dengan Inspektur Yin, keluarganya pun diteror. Tembok apartemennya dijebol oleh polisi-polisi yang dipimpin oleh Inspektur Lak.
Tapi semua itu tidak membuat Inspektur Yin dan anak buahnya menyerah. Sebaliknya merekabertambah semangat memerangibegitu banyaknya polisi korup yang licik dan kejam. Namun Inspektur Yin pun merasa kewalahan. Apalagi semua anak buahnya terdiri dari anak-anak muda miskin pengalaman. Inspektur Yin mendapat ide. Dia mendekati Unicorn. Menariknya menjadi bagian dari ICAC.
“Kenapa saya? Saya adalah polisi yang paling jahat,” tanya Unicorn.
Jawab Inspektur Yin, “Anak buah saya semuanya masih muda-muda. Masih mentah. Mereka masih perlu banyak belajar untuk melawan musuh-musuh mereka yang jahat. Yang penuh dengan tipu-muslihat. Mereka perlu belajar dari orang seperti Anda. Agar mereka bisa menjadi licik seperti musuh-musuhnya. Dengan cara beginilah musuh-musuh itu bisa kami kalahkan”.
[caption id="attachment_201630" align="aligncenter" width="344" caption=" Semua anggota ICAC masih muda-muda. Masih Mentah, perlu licik seperti musuh-musuhnya. Bong (berdiri agak terpisah) pernah disiksa polisi. Bersumpah: Suatu ketika kalian semua akan kupenjarakan (Repro dari adegan film ICAC)"]
“Apa keuntungan saya kalau bergabung dengan Anda?” Tanya Unicorn, yang sebelumnya sudah merasa sakit hati dengan Inspektur Lak, karena diturunkan pangkatnya.
Berawal dari tanpa sengaja Unicorn memergoki istrinya berselingkuh dengan seoranglaki-laki. Unicorn yang memasuki sebuah rumah melihat seorang laki-laki teman selingkuh istrinya. Dia langsung memukul kepala laki-laki itu dari belakang. Tidak tahunya laki-laki itu adalah Inspektur Lak. Akibatnya Inspektur Lak menurunkan pangkat Unicorn. Dan Unicorn pun mulai merasa disisihkan.
“Kamu akan mendapat imbalan yang tidak bisa diberikan oleh Inspektur Lak dan kawan-kawannya,” jawab Inspektur Yin. Imbalan itu adalah kasusnya tidak diusut ICAC.
Unicorn pun bergabung dengan ICAC. Mengajari cara-cara terbaik untuk mengorek keterangan danpengakuan dari para tersangka ICAC. Seperti ruang interogasi yang sengaja dibuat dengan suhu udara yang sangat dingin luar biasa. Dengan suguhan kopi yang paling tidak enak se-Hongkong.
Dengan cara ini ICAC pun semakin berhasil menjalankan tugasnya. Namun demikian musuh-musuh mereka yang terdiri dari para polisi jahat itu pun tidak menyerah begitu saja. Terjadilah perang antara ICAC dengan para polisi jahat itu. Terutama dalam cerita film ini adalah dengan geng pimpinan Inspektur Lak.
Teror terus berlanjut. Inspektur Yin dan Unicorn tewas dibunuh oleh kelompok Inspektur Lak.
Namun semuaitu tidak mengendurkan ICAC memerangi para polisi jahat itu. Seperti yang dikatakan oleh Professor Kwok ketika diwawancara majalah Tempo, “ ... Penyelidikan korupsi bukan urusan satu orang, tapi tim. Kalau Anda membunuh saya, tak ada gunanya karena orang lain akan melanjutkan penyelidikan. ...”
ICAC berjalan terus pantang mundur sejengkal pun. Akhirnya para polisi mulai terdesak hebat. Satu per satu, mulai dari pangkat terendah sampai tertinggi di Hongkong, ditahan dan dijebloskan ke dalam penjara. Sayangnya, Inspektur Lak dan Gold berhasil melarikan diri ke luar negeri. Tidak diceritakan bagaimana akhirnya nasib mereka.
Salah satu kisah paling sukses ICAC adalah ketika mereka berhasil memulangkan perwira tinggi, Peter Fitzroy Godber, Kowloon’s Deputy District Commissioner of the Royal Hongkong Police Force, yang melarikan diri ke London beserta harta kekayaannya senilai US $600.000.
Ketika diminta membuktikan dari mana saja hasil kekayaannya sampai bisa sebesar itu, Godber tidak bisa melakukannya. Perwira polisi itu pun dipenjara di Hongkong selama 5 tahun, dan semua harta hasil korupsinya disita negara.
Namun karena saking banyaknya polisi yang telah terbiasa melakukan praktek korupsi selama bertahun-tahun. Bahkan sudah menjadi semacam kultur. Penangkapan dan dipenjaranya semakin banyak polisi oleh ICAC, membuat polisi Hongkong memberontak.
Mereka melakukan demonstrasi besar-besaran menyerang ICAC. Melakukan aksi solidaritas sesama polisi, dengan ancaman seluruh polisi akan mogok menjaga keamanan di Hongkong apabila terus diusut ICAC.
[caption id="attachment_201629" align="aligncenter" width="343" caption="Ratusan polisi menyerbu masuk kantor pusat ICAC. Prasasti ICAC disiram cat merah (28 Oktober 1977) (Repro dari adegan film ICAC)"]
Puncaknya, pada tanggal 28 Oktober 1977 ratusan anggota polisi menyerbu masuk ke dalam kantor pusat ICAC di pusat kota Hongkong. Mereka merusak apa saja yang ditemui di sana. Menurunkan, dan merusak papan nama ICAC. Juga menyiram prasasti ICAC yang berada di dalam gedung dengan cat merah, serta memukul para petugas ICAC mereka mereka temui.
Dalam perkembangannya kemudian, ternyata jumlah polisi yang korupsi mencapai angka mayoritas. Dikatakan sekitar 90 persen polisi itu adalah polisi-polisi korup. Bagaimana mungkin harus menindak mereka semua? Akhirnya Gubernur Hongkong memutuskan untuk memberi amnesti kepada hampir semua anggota polisi yang melakukan korupsi sebelum tahun 1977.
Beberapa tahun kemudian perjuangan ICAC pun membuahkan hasil yang sangat manis buat Hongkong. Dari negara yang dikenal sebagai salah satu paling korupsi di dunia, mejadi terbersih ke-13 di dunia.
Apakah KPK kita juga akan mempunyai orang-orang seberani dan segigih yang ada di ICAC? Apakah KPK (akan) mempunyai Ketua-nya yang sehebat Inspektur Yin dalam film tersebut di atas, atau Professor Kwok Man-wai? Apakah nanti KPK itu akan tetap berarti singkatan dari Komisi Pemberantasan Korupsi, ataukah KPK = Komisi Pelindung Koruptor (khususnya yang berasal dari lingkar dalam penguasa)?
Dari segi wewenang KPK punya wewenang lebih besar daripada ICAC. ICAC tidakmempunyai wewenang menuntut, KPK punya. ICAC bertanggung jawab kepada Chief Executive (pemegang pemerintahan tertinggi di Hongkong, dahulu disebut Gubernur), KPK tidak bertanggung jawab kepada kepala pemerintahaan (Presiden).
Tetapi sayangnya kekuatan dan keberanian KPK dalam kenyataannya masih kalah dari ICAC. Salah satu penyebabnya, selain dari pribadi-pribadi yang bersangkutan, juga manipulasi sistem yang diterapkan di sini, yang membuat KPK tidak bisa lepas dari pengaruh politik dan kekuasaan. Meskipun hal tersebut dibantah oleh mereka.
Kalau memang benar KPK tidak dipengaruhi oleh kekuatan politik, meskipun mereka harus melalui tahapan penyeleksian dari parpol-parpol di parlemen, mereka seharusnya bisa menjawab kepada kita: Bagaimana dengan nasib perkara-perkara semacam Bank Centruy, rekening gendut perwira polisi, rekening gendut pejabat daerah (yang pernah diberitakan majalah Tempo, edisi 25 Juli 2011), dan yang terakhir pengakuan PT Freeport yang telah bertahun-tahun memberi sejumlah uang kepada Polri.
Mungkin perjuangan KPK akan menjadi lebih berat daripada ICAC. Karena kalau di Hongkong musuh utama ICAC “hanya” 90 persen polisi korup. Sedangkan di sini, KPK mempunyai musuh yang jauh lebih banyak. Selain polisi, juga hakim, jaksa, pejabat negara, dan terlebih-lebih saat ini, DPR.
Apalagi perbandingan antara anggaran yang dimiliki, jumlah anggota penyidik, dengan jumlah pegawai negeri yang harus diawasi sangatlah tidak seimbang.
Anggaran KPK tahun 2011 adalah sebesar Rp. 576,6 miliar. Jumlah penyidiknya hanya 160 orang, mengawasi 4,7 juta pegawai negeri sipil. Atau perbandingannya 1:29.375.
Bandingkan dengan ICAC, dengan anggaran sebesar US $ 89 juta atau sekitar Rp 801 miliar, dengan jumlah penyidik sebanyak 900 orang, mengawasi 180 ribu pegawai negerinya. Atau perbandingannya adalah 1:200.
Tetapi semua itu bisa saja diatasi, kalau memang semua pihak mempunyai tekad, kejujuran, dan keberanian untuk itu. Misalnya, untuk soal perbandingan tersebut di atas, anggaran untuk KPK bisa diperbesar, dan jumlah anggota penyidik juga ditambah sedemikian rupa sehingga mendekati angka perbandingan yang lebih proporsional.
Sayangnya sampai hari ini tanda-tanda untuk itu belum tampak. KPK malah dimusuhi, dan mau dibubarkan.***
Catatan:
Semua gambar berasal dari adegan film "I Corrupt All Cops" (2009)
Tulisan lain yangterkait:
“JURUS MAUT PEMBUNUH KORUPTOR SUDAH DIBERIKAN, TETAPI INDONESIA TIDAK MAU PAKAI. TANYA: KENAPA?”
Referensi:
-Wikipedia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H